KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak berjangka menguat di awal pekan ini dan memperpanjang kenaikan di tengah ekspektasi OPEC+ yang memperdalam pengurangan pasokan untuk menopang harga. Senin (20/11) pukul 07.40 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2024 naik 11 sen atau 0,1%, ke US$ 80,72 per barel. Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2023 berada di US$ 75,97 per barel, naik 8 sen. Kontrak bulan depan Desember akan berakhir pada hari ini.
Sementara, harga WTI untuk kontrak berjangka Januari 2023 yang lebih aktif naik 13 sen, atau 0,2%, ke US$ 76,17 per barel. Kedua kontrak ditutup menguat 4% pada hari Jumat (17/110, setelah tiga sumber OPEC+ mengatakan kepada
Reuters bahwa kelompok produsen, akan mempertimbangkan apakah dapat melakukan pengurangan pasokan minyak tambahan ketika bertemu pada hari Jumat (26/11) mendatang.
Baca Juga: Harga Minyak Turun Empat Pekan Beruntun Harga minyak telah turun hampir 20% sejak akhir September sementara selisih antar bulan untuk Brent dan WTI merosot ke contango minggu lalu. Harga saat ini lebih rendah dibandingkan harga pada bulan-bulan mendatang di pasar contango, yang menandakan pasokan mencukupi. “Model statistik kami mengenai keputusan OPEC menunjukkan bahwa pemotongan yang lebih besar tidak boleh dikesampingkan mengingat penurunan posisi spekulatif dan rentang waktu, serta persediaan yang lebih tinggi dari perkiraan,” kata analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan. Perkiraan dasar Goldman adalah bahwa pengurangan produksi kelompok yang ada akan tetap berlaku sepenuhnya pada tahun 2024, dan bahwa pemotongan sepihak sebesar 1 juta barel per hari oleh Arab Saudi akan diperpanjang hingga kuartal kedua tahun depan, dan hanya akan berbalik secara bertahap mulai bulan Juli. Analis IG Tony Sycamore mengatakan harga WTI mungkin naik menuju US$ 80 per barel karena kemungkinan bahwa OPEC+ akan mengumumkan pengurangan yang lebih besar pada pertemuan mendatang meskipun penurunan di bawah $72 akan mendorong pemerintahan Biden untuk mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis AS. “Semuanya menunjukkan kemungkinan terjadinya
rebound harga pada paruh pertama minggu ini,” tambahnya.
Baca Juga: Harga Minyak Melonjak 4% Setelah Aksi Jual Seminggu, Turun 4 Pekan Beruntun Investor juga mengamati gangguan dalam perdagangan minyak mentah Rusia setelah Washington menjatuhkan sanksi terhadap tiga kapal yang mengirim minyak mentah Sokol ke India. Pada hari Jumat, Moskow mencabut larangan ekspor bensin yang dapat menambah pasokan bahan bakar motor global. Hal ini terjadi setelah Rusia menghapus sebagian besar pembatasan ekspor solar pada bulan lalu. Di Timur Tengah, para pejabat AS dan Israel mengatakan kesepakatan untuk membebaskan beberapa sandera yang ditahan di wilayah Gaza yang terkepung semakin dekat meski terjadi pertempuran sengit.
Editor: Anna Suci Perwitasari