JAKARTA. Terus melorotnya harga minyak dunia tak pelak membuat PT Pertamina (Persero) harus menurunkan target penerimaannya tahun depan. Padahal, selama ini kontribusi dividen perusahaan minyak pelat merah tersebut ke APBN paling besar ketimbang BUMN lainnya.
Direktur Utama Pertamina Ari Hernanto Soemarno bilang, sampai saat ini dirinya masih menunggu kalkulasi dari direktorat keuangan perseroan tentang seberapa besar penurunan penerimaan tahun depan bisa terjadi.
"Revenue tahun depan tergantung penurunan harga minyak. Kita sedang mengalkulasi berapa penurunan penerimaan kalau di harga US$ 40 per barel , US$ 50 per barel dan US$ 60 per barel. Jadi besarnya penerimaan tergantung sensitifitasnya. Ditambah perhitungan berapa nilai tukarnya," ujar Ari, Rabu (10/12).
Ari menyebut, penurunan harga minyak merupakan tantangan tersendiri buat perseroan. Makanya untuk mengimbangi penurunan harga minyak tersebut, Pertamina akan mengoptimalkan penerimaan dari produksi minyak di sektor hulu.
"Sektor hulu akan jadi prioritas. Karena meskipun sektor hilir revenue-nya besar tetapi marginnya kecil. Direksi akan tetap antisipasi perubahan akibat penurunan harga minyak bumi dan menurunnya permintaan," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Didi Rhoseno Ardi