KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus Corona (Covid-19) membuat harga minyak dunia semakin merana. Bahkan, pada perdagangan Senin (20/4), harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) menyentuh harga minyak terendah sepanjang sejarah. Kemarin, harga minyak untuk pengiriman Mei anjlok ke level US$ -37,63 per barel. Turunnya harga minyak ini menguntungkan emiten yang membutuhkan minyak untuk kegiatan operasional utama, salah satunya adalah PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS). Direktur Mitrabahtera Segara Sejati Burhan Sutanto mengatakan, secara umum akan ada sedikit dampak positif dari penurunan harga minyak dunia saat ini. Namun, sebagian besar keuntungan tersebut akan dinetralisir oleh klausul rise dan fall adjustment di beberapa kontrak.
Baca Juga: Semester I, laba bersih MBSS tumbuh 34% Asal tahu saja, MBSS menerapkan klausul rise and fall adjustment untuk mengatasi fluktuasi harga minyak dunia yang menjadi salah satu komponen biaya operasional. “Secara umum akan ada sedikit dampak positif dan sebagian besar akan dinetralisir oleh klausul rise and fall adjustment di beberapa kontrak,” ujar Burhan saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (21/4). Tahun lalu, MBSS menanggung beban bahan bakar senilai US$ 11,07 juta atau 18,63% dari total beban langsung per 31 Desember 2019. Burhan melanjutkan, di tengah gejolak harga minyak mentah saat ini, pihaknya masih memantau pergerakan harga minyak dan dampaknya terhadap ekonomi ke depan. Namun demikian, Burhan menegaskan MBSS belum berencana untuk mengubah target bisnis untuk tahun ini. Asal tahu, MBSS memasang target pertumbuhan pendapatan sebesar 10% untuk tahun ini. Sebagai gambaran, pada tahun lalu anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) ini mengantongi pendapatan US$ 77,8 juta, naik tipis 3,59% dari pendapatan tahun sebelumnya US$ 75,1 juta. Baca Juga: Pendapatan Mitrabahtera tumbuh positif pada 2017