Harga minyak anjlok, saham-saham migas berguguran



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham emiten yang bergerak di bidang minyak dan gas (migas) kompak melemah pada perdagangan Senin (20/4).

Saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) yang ditutup di zona merah atau turun 6,47% ke level 130, kemudian, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) merosot 1,96% dan mentok di harga 50.

Selanjutnya, saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC) pun menyusut 1,79% ke harga 438, saham emiten penunjang migas PT Radian Utama Interinsco Tbk (RUIS) juga terkoreksi sebesar 1,10% ke 180 per saham. Saham PT Elnusa Tbk (ELSA) pun melemah 1,02% ke harga 194 per saham, dan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turut parkir di zona merah atau turun 0,80% ke harga 1.865 per saham.


Baca Juga: Harga Minyak Mentah US$ 11,82 per barel, begini nasib ke penerimaan negara 2020

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, merosotnya saham-saham emiten migas ini sejalan dengan anjloknya harga minyak dunia pada Senin (20/4), dengan kontrak berjangka minyak mentah WTI mencapai level terendah sejak 1999.

Harga minyak turun tertekan kekhawatiran bahwa penyimpanan minyak mentah Amerika Serikat (AS) akan segera penuh, sementara perusahaan minyak bersiap melaporkan pendapatan kuartalan terburuk sejak krisis keuangan.

Harga minyak Brent terpangkas US$ 1,12 atau turun 4% ke level US$ 26,96 per barel pada 1008 GMT. Sedangkan, WTI untuk kontrak pengiriman bulan Mei 2020 turun US$ 4,79, atau 26,2% ke level terendah sejak Maret 1999 sebesar US$ 13,48 per barel.

“Harga gas juga cenderung mengikuti harga minyak sehingga saham-saham di sektor migas cenderung terkoreksi,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (4/20).

Chris melihat prospek bisnis emiten-emiten ini akan terdampak lantaran dari segi produksi dengan harga jual sudah tidak menyisakan margin untuk biaya operasional.

Makanya, Chris menilai saham-saham migas belum menarik untuk dikoleksi lantaran ada potensi kinerja keuangan mereka bakal menurun, terlebih dilihat dari sisi pendapatan. Menurutnya, untuk saat ini juga belum ada sentimen positif untuk emiten-emiten migas.

Baca Juga: Harga minyak mencapai level terendah sejak 1999

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan, apabila kabar mengenai pemangkasan produksi menyak benar-benar berjalan, maka hal ini bisa menjadi sentimen positif untuk emiten migas.

William merekomendasikan pelaku pasar untuk wait and see saham-saham migas lantaran masih memiliki ruang penurunan kembali. Chris juga menyarankan investor untuk wait and see saham-saham tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi