Harga minyak bakal kembali membara



lJAKARTA. Harga minyak dunia kembali terkoreksi, seiring gejolak pasar global. Namun, tren pergerakan diperkirakan tetap bullish.

Mengutip Bloomberg, Senin (13/6) pukul 17.41 WIB, kontrak harga minyak WTI pengiriman Juli 2016 di New York Merchantile Exchange melemah 1,2%, menjadi US$ 48,45 per barel. Dalam sepekan terakhir minyak tergerus 2,5%.

Menurut Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy, anjloknya harga minyak karena dampak kekhawatiran Brexit. Mengingat referendum Brexit bakal berlangsung pada 23 Juni mendatang.


Berdasarkan survei terakhir, lebih banyak warga Inggris yang ingin keluar dari Uni Eropa. Ini dikhawatirkan membawa gejolak ekonomi global. Di saat bersamaan, tekanan juga datang setelah aktivitas pengeboran minyak Amerika Serikat (AS) meningkat. Pekan lalu Baker Hughes Inc. merilis, rig pengeboran minyak AS bertambah tiga menjadi 328 rig.

Menurut Nizar, harga sudah terlalu tinggi, sementara belum ada berita positif yang mendukung harga minyak. "Pelaku pasar memanfaatkan untuk profit taking," papar Nizar.

Profit taking ini wajar, mengingat harga minyak telah melonjak sekitar 85% dibandingkan level terendah pada Februari 2016 lalu. Belum lagi pernyataan Menteri Minyak Iran Bijan Namdar Zanganeh, yang berniat meningkatkan output antara 600.000 barel - 700.000 barel per hari dalam lima tahun ke depan.

Kini produksi Iran sudah mencapai 3,8 juta barel per hari sejak pembatasan perdagangan dicabut pada bulan Januari lalu.

Hanya sementara

Sementara secara fundamental ekonomi, yakni penawaran dan permintaan belum banyak berubah. "Kenaikan jumlah rig dan output Iran memang menjadi outlook negatif bagi harga minyak, tetapi bukan fundamental utama," ujarnya.

Wahyu melihat, The Fed belum akan menaikan suku bunganya dalam waktu dekat. Maka harga minyak masih bullish selama di atas US$ 43 per barel.

Secara teknikal, Nizar memaparkan pergerakan harga minyak bergerak di bawah MA 10 tetapi di atas MA25 dan MA50 menunjukkan tren bullish jangka menengah tetapi berpeluang koreksi jangka pendek. Indikator MACD berada di area positif 1,17. Indikator RSI bergerak flat di level 55, sedangkan stochastic menurun ke level 49.

Selasa (14/6) Nizar memprediksi, harga minyak menguat di US$ 48 - US$ 51 per barel. Sementara Wahyu meramal, minyak akan kembali perkasa US$ 43 - US$ 52 per barel dalam sepekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie