Harga Minyak Bergerak Tipis karena Pelemahan Ekonomi China



KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah dunia menguat tipis ditengah kondisi ekonomi China yang memburuk. Importir terbesar minyak dunia itu,

Harga minyak stabil pada Rabu (17/7), sehari setelah patokan Brent mencapai level terendah dalam satu bulan. Minyak mentah berjangka Brent naik 33 sen, atau 0,39%, menjadi $84,06 per barel. Kemudian minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 51 sen, atau 0,63%, menjadi $81,27.

“Kinerja ekonomi Tiongkok yang lebih lemah dan meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga AS dalam beberapa bulan mendatang telah saling mengimbangi,” kata Analis minyak independen, Gaurav Sharma seperti dikutip dari Reuters, Rabu (17/7).


Dalam rilis pertumbuhan ekonominya awal pekan ini, pada kuartal II 2024, ekonomi Tiongkok hanya tumbuh 4,7%. Ini pertumbuhan paling lambat sejak kuartal I tahun 2023, sehingga membatasi kenaikan harga minyak mentah.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Lebih dari 1% Selasa (16/7): Brent ke US$83,73 dan WTI ke US$80,76

“Setiap pengumuman dari Pleno Ketiga di Beijing minggu ini kemungkinan akan membentuk sentimen pasar karena besarnya dan pentingnya pertumbuhan permintaan minyak Tiongkok,” kata Analis minyak senior Rystad Energy, Svetlana Tretyakova.

Sementara di di Amerika Serikat, mengutip data America Petroleum Institute (API) persediaan minyak mentah turun 4,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 12 Juli. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok minyak mentah akan turun sebesar 33.000 barel. Administrasi Informasi Energi A.S. akan merilis laporan penyimpanan resminya pada pukul 14.30 waktu setempat.

“Data pemerintah sore ini menunjukkan keadaan sebenarnya, namun data pendahulu stok minyak AS dalam data API tidak menunjukkan banyak dampak dari Badai Beryl dan penutupan beberapa infrastruktur yang menghalangi jalurnya,” kata Analis PVM Oil, John Evans.

 

 

Editor: Putri Werdiningsih