JAKARTA. Setelah dalam perdagangan kemarin sempat terlempar ke posisi US$ 34 per barel, harga minyak perlahan terangkat. Seperti dugaan analis, ketika harga minyak menembus level US$ 35 per barel, itu saatnya harga mengalami rebound teknikal sesaat. Meski demikian, tren bearish harga minyak mentah dunia belum akan terhapus. Mengutip Bloomberg, Selasa (15/12) pukul 12.45 WIB harga minyak kontrak pengiriman Januari 2016 di New York Merchantile Exchange kembali tergelincir 0,27% ke level US$ 36,21 per barel dibanding hari sebelumnya. Namun harga sudah terangkat 1,65% dari level terendahnya sejak 2009 silam pada Jumat (11/12) di level US$ 35,62 per barel. Naiknya harga minyak kemarin disebabkan oleh Kongres Amerika Serikat yang maju dengan kesepakatan untuk memungkinkan ekspor minyak mentah tak terbatas untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir.
Harga minyak berpeluang ke kisaran US$ 28–US$ 35
JAKARTA. Setelah dalam perdagangan kemarin sempat terlempar ke posisi US$ 34 per barel, harga minyak perlahan terangkat. Seperti dugaan analis, ketika harga minyak menembus level US$ 35 per barel, itu saatnya harga mengalami rebound teknikal sesaat. Meski demikian, tren bearish harga minyak mentah dunia belum akan terhapus. Mengutip Bloomberg, Selasa (15/12) pukul 12.45 WIB harga minyak kontrak pengiriman Januari 2016 di New York Merchantile Exchange kembali tergelincir 0,27% ke level US$ 36,21 per barel dibanding hari sebelumnya. Namun harga sudah terangkat 1,65% dari level terendahnya sejak 2009 silam pada Jumat (11/12) di level US$ 35,62 per barel. Naiknya harga minyak kemarin disebabkan oleh Kongres Amerika Serikat yang maju dengan kesepakatan untuk memungkinkan ekspor minyak mentah tak terbatas untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir.