Harga minyak berpeluang naik, Elnusa (ELSA) tetap fokus ke jasa distribusi energi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi negara pengekspor minyak mentah (OPEC) serta sekutunya berpotensi kembali memangkas produksinya, sehingga akan berdampak pada lonjakan harga minyak global. Sebagai emiten di sektor minyak dan gas (migas), PT Elnusa Tbk (ELSA) bersiap menghadapi tantangan tersebut.

Head of Corporate Communication ELSA Wahyu Irfan mengatakan, volatilitas harga minyak merupakan hal yang wajar terjadi dalam industri migas. Ia menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir, harga minyak global sempat turun drastis hingga kisaran US$ 30 per barel. Saat itu, ELSA mengalami permintaan diskon besar-besaran hingga 60% dari para pelanggannya.

Di sisi lain, ketika harga minyak global mulai naik hingga US$ 50—US$ 60 per barel, harga jasa di bidang migas juga secara tidak langsung naik.


Baca Juga: Pertamina investasikan US$ 3,72 miliar untuk sektor hulu migas

Pada dasarnya, potensi kenaikan harga minyak dunia akibat pemangkasan produksi oleh OPEC tidak langsung berimbas pada bisnis jasa migas ELSA. Akan tetapi, kenaikan harga minyak tentu akan menggairahkan kegiatan eksplorasi maupun produksi bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

“Ini membuat geliat permintaan jasa migas cenderung meningkat,” tutur Wahyu kepada Kontan.co.id, Rabu (4/12).

Di tengah potensi lonjakan harga minyak global, ELSA akan tetap fokus menggenjot segmen jasa distribusi dan logistik energi. Di samping itu, anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut akan meningkatkan aktivitas jasa hulu migas, terutama survei seismik serta engineering, procurement, construction (EPC) dan operation & maintenance service (OM).

Strategi demikian, kata Wahyu, terbukti mampu menyeimbangkan kinerja keuangan ELSA secara konsolidasi.

Baca Juga: Elnusa Petrofin dapat pinjaman Rp 100 miliar dari BTPN untuk perkuat bisnis

“Saat ini kinerja segmen distribusi dan logistic cukup menopang ELSA dengan baik. Ke depan, kinerja kami mungkin akan lebih berimbang dengan jasa hulu migas,” tandas dia.

Sekadar catatan, pendapatan ELSA hingga kuartal III 2019 lalu naik 27,64% (yoy) menjadi Rp 5,91 triliun. Sedangkan laba bersih naik 7,90% (yoy) menjadi Rp 220,80 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat