Harga Minyak Berpotensi Lanjutkan Tren Kenaikan, Intip Sentimen Pendukungnya



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga minyak terus menjadi pusat perhatian di pasar global. Kenaikan signifikan harga minyak mentah baru-baru ini terjadi seiring dinamika pasar yang berubah dan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah.

Menurut Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer, harga minyak mentah dunia menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, meskipun ada beberapa penurunan. Prediksi harga minyak mengindikasikan bahwa pasar akan mengalami kenaikan secara berkelanjutan, dengan dukungan dari pola candlestick yang masih konsisten.

“Meskipun ada beberapa penurunan, namun pergerakan harga minyak masih menunjukkan kecenderungan positif,” ungkap Andrew dalam riset yang dibagikan, Senin (29/1).


Andrew menegaskan bahwa kenaikan tetap terjadi, meskipun kenaikan tidak sebesar hari sebelumnya. Faktor utama yang mendukung kenaikan ini adalah kelangkaan minyak dan terhentinya kerja sama dengan beberapa negara produsen minyak, termasuk Rusia dan Arab Saudi.

Baca Juga: Harga Minyak Melonjak 1% di Pagi Ini (29/1), Simak Sentimen yang Mendorongnya

Penting untuk dicatat bahwa hubungan Rusia dan Arab Saudi yang sebelumnya tergabung dalam kerjasama minyak, kini cenderung menjadi satu di antara anggota BRICS. Hal ini dapat memengaruhi dinamika pasar minyak secara keseluruhan.

“Konflik di Timur Tengah yang meluas juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan, dengan potensi dampaknya terhadap daya beli yang cenderung rendah,”tambahnya.

Andrew dalam analisisnya memaparkan bahwa gas alam berjangka mengalami penurunan pada masa dagang AS.

Pada New York Mercantile Exchange, gas alam berjangka untuk penyerahan Maret diperdagangkan pada US$ 2,15 per MMBTU, mengalami penurunan sebesar 1,51%. Meskipun instrumen ini sebelumnya mencapai sesi rendah, tetapi masih memiliki potensi support pada US$ 2,094 dan resistance pada US$ 2,884.

Sementara itu, di Nymex, harga minyak mentah untuk penyerahan Maret mengalami kenaikan sebesar 0,58% dan diperdagangkan pada US$77,81 per barrel. Sedangkan heating oil untuk penyerahan Februari mengalami kenaikan sebesar 1,16% dan diperdagangkan pada US$ 2,83 per galon.

Di sisi lain, Indeks Dolar AS Berjangka, yang memantau kinerja the greenbcak terhadap enam mata uang utama lainnya, mengalami penurunan sebesar 0,12% dan diperdagangkan pada US$ 103,25.

“Kombinasi faktor-faktor ini memberikan gambaran yang kompleks mengenai dinamika harga minyak saat ini. Dengan prediksi kenaikan, pasar dapat mengantisipasi pergerakan harga yang lebih lanjut dalam waktu mendatang,” pungkas Andrew.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari