KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak hari ini cenderung naik setelah periode penurunan sebelumnya. Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer memperkirakan, dalam jangka pendek, harga minyak berpotensi naik. Fischer mengatakan, apa yang menjadi perhatian utama adalah pengaruh dari konflik regional antara Israel dan Iran, yang memunculkan potensi konflik lebih besar yang bahkan bisa mengarah pada perang dunia ketiga. Konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Iran tidak hanya meningkatkan ketegangan di Timur Tengah tetapi juga berdampak signifikan pada harga minyak global.
“Dalam konteks ini, serangan terhadap Israel diprediksi akan memicu respons balasan, yang kemungkinan akan meningkatkan harga minyak lebih lanjut,” ungkap Fischer dalam risetnya, Jumat (19/4). Kabar terbaru, Israel meluncurkan rudal sebagai serangan balasan terhadap Iran pada Jumat (19/4) dini hari. Hal itu diungkapkan oleh pejabat senior AS kepada ABC News. Peluncuran rudal tersebut menyusul serangan Iran pada Sabtu pekan lalu, di mana negara tersebut mengirimkan lebih dari 300 drone dan rudal tanpa awak ke sasaran di seluruh negeri Israel.
Baca Juga: Harga Minyak Langsung Naik 3% di Tengah Laporan Serangan Israel Terhadap Iran Selain itu, dalam ranah domestik AS, konflik yang berkelanjutan antara pemerintah federal dan Texas juga menjadi faktor penting dalam menentukan arah harga minyak. Ketegangan yang belum terselesaikan antara Texas dan pemerintah federal AS telah menciptakan ketidakpastian di pasar minyak, yang berpotensi meningkatkan harga minyak lebih lanjut. Dalam konteks harga minyak hari ini, futures gas alam menunjukkan kenaikan pada sesi perdagangan AS. Futures gas alam untuk penyerahan Mei diperdagangkan pada US$1,76 per mmBTU, naik 2,57% dari sesi sebelumnya. Potensi support untuk gas alam diperkirakan berada di US$ 1,649, sementara resistance berada di US$ 1,802. Sementara itu, di New York Mercantile Exchange (Nymex), harga minyak mentah untuk penyerahan Mei mengalami penurunan sebesar 0,13% dan diperdagangkan pada US$ 82,80 per barel. Sedangkan harga heating oil untuk penyerahan Mei turun sebesar 1,60% menjadi US$ 2,53 per galon.
Di sisi lain, Indeks Dolar AS Berjangka, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,21% dan diperdagangkan pada US$ 105,99. Fischer bilang, dalam rangkaian peristiwa kompleks di pasar minyak hari ini, secara keseluruhan, harga minyak menunjukkan adanya potensi kenaikan yang didorong oleh faktor-faktor regional dan domestik yang mempengaruhi pasar minyak. “Dengan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dan ketidakpastian dalam negeri AS, pasar minyak dapat terus mengalami volatilitas yang signifikan dalam waktu dekat,” imbuh Fischer. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi