KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak naik tipis pada hari Jumat (9/8) dan berada di jalur kenaikan mingguan lebih dari 3% karena data pekerjaan AS meredakan kekhawatiran permintaan. Sementara ketakutan akan meluasnya konflik Timur Tengah terus meningkatkan risiko pasokan. Mengutip
Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 32 sen, atau 0,4%, menjadi US$ 79,48 per barel pada 12.25 GMT. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik 38 sen, atau 0,5%, menjadi US$ 76,57 per barel. Baik Brent dan WTI diperkirakan naik lebih dari 3% dalam sepekan.
Baca Juga: Produksi Minyak Rusia Pada Juli Melampaui Kuota yang Disepakati dengan OPEC+ “Sentimen juga didorong oleh data pekerjaan yang positif di AS, dengan klaim pengangguran baru yang jauh di bawah ekspektasi,” kata analis Panmure Liberum Ashley Kelty. “Dengan perkiraan penurunan stok AS yang lebih besar pada minggu ini, harapannya adalah bahwa AS akan terus tumbuh dan kekhawatiran akan resesi mungkin tampak berlebihan.” Data menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan permohonan baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih besar dari perkiraan pada minggu lalu, mengurangi kekhawatiran resesi. Kenaikan harga minyak juga didukung oleh indeks harga konsumen (CPI) China, yang naik bulan lalu sedikit lebih cepat dari perkiraan, menurut data biro statistik. "Peningkatan data inflasi China mendukung sentimen. Pada saat yang sama, situasi geopolitik masih tegang, dengan meningkatnya risiko konfrontasi yang mendukung harga minyak," kata George Khoury, kepala pendidikan dan penelitian global di CFI. Pasukan Israel meningkatkan serangan udara di Jalur Gaza pada hari Kamis, menewaskan sedikitnya 40 orang, kata petugas medis Palestina, dalam pertempuran lebih lanjut dengan militan pimpinan Hamas. Pembunuhan anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah pekan lalu telah meningkatkan kemungkinan serangan balasan oleh Iran terhadap Israel, sehingga memicu kekhawatiran atas pasokan minyak dari wilayah penghasil minyak terbesar di dunia.
Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Menguat untuk Hari Ketiga Berturut-turut Usai Data Pekerjaan AS Militan Houthi yang bersekutu dengan Iran juga melanjutkan serangan terhadap kapal internasional di dekat Yaman sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dalam perang antara Israel dan Hamas. Sementara itu, National Oil Corp Libya mengumumkan force majeure di ladang minyak Sharara mulai Rabu, dan menambahkan bahwa mereka secara bertahap mengurangi produksi ladang minyak tersebut karena adanya protes. Sentimen ini juga memberikan dukungan lebih lanjut terhadap harga minyak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi