JAKARTA. Harga minyak bertahan di atas level US$ 50 per barel karena investor optimistis terhadap langkah Arab Saudi yang berencana menaikkan harga minyak. Kondisi ini menunjukkan perbaikan permintaan. Mengutip Bloomberg, Rabu (4/3) pukul 14.30, pengiriman minyak WTI bulan April di New York Mercantile Exchange menetap di level US$ 50,55 per barel. Harga minyak naik 0,06% dari penutupan hari sebelumnya. Sementara dalam sepekan terakhir, minyak turun 0,86%. Volume semua kontrak berjangka yang diperdagangkan sekitar 10% di bawah rata-rata 100 hari. Kontrak berjangka sedikit naik di New York setelah naik 1,9% pada Selasa (3/3). Kenaikan pesat pada Selasa (3/3)menyusul serangan udara pada kilang minyak Libya. Pemicu lain atas meroketnya harga minyak adalah buntunya pembicaraan nuklir antara Israel dan AS dengan Iran. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar akan terjadinya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Harga minyak bertahan di atas US$ 50
JAKARTA. Harga minyak bertahan di atas level US$ 50 per barel karena investor optimistis terhadap langkah Arab Saudi yang berencana menaikkan harga minyak. Kondisi ini menunjukkan perbaikan permintaan. Mengutip Bloomberg, Rabu (4/3) pukul 14.30, pengiriman minyak WTI bulan April di New York Mercantile Exchange menetap di level US$ 50,55 per barel. Harga minyak naik 0,06% dari penutupan hari sebelumnya. Sementara dalam sepekan terakhir, minyak turun 0,86%. Volume semua kontrak berjangka yang diperdagangkan sekitar 10% di bawah rata-rata 100 hari. Kontrak berjangka sedikit naik di New York setelah naik 1,9% pada Selasa (3/3). Kenaikan pesat pada Selasa (3/3)menyusul serangan udara pada kilang minyak Libya. Pemicu lain atas meroketnya harga minyak adalah buntunya pembicaraan nuklir antara Israel dan AS dengan Iran. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar akan terjadinya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.