Harga minyak bertahan di bawah US$ 50 per barel



NEW YORK. Harga minyak mentah turun di bawah US$ 50 per barrel karena data pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan kenaikan persediaan minyak mentah. Harga minyak juga tergelincir kenaikan produksi minyak ke tingkat yang tertinggi dalam tiga dekade terakhir. 

Harga minyak mentah berjangka naik 2,3% dalam perdagangan di New York, dibandingkan dengan penurunan sebesar 7,6% dalam dua hari terakhir. Data Energy Information Administration AS menunjukkan stok meningkat untuk minggu kelima mencapai 417,9 juta barrel, tertinggi sejak Agustus 1982. 

Meningkatkan pasokan minyak mentah AS berkontribusi pada surplus minyak dunia, yang hampir 50% lebih rendah pada tahun lalu. Penurunan harga diperlukan agar produsen minyak menurunkan tingkat produksi, sehingga harga menemukan keseimbangannya kembali. 


Goldman Sachs Group Inc, Citigroup Inc, Vitol Group memprediksi anjloknya harga minyak mentah belum akan berakhir dalam waktu dekat."Ada lebih banyak volatilitas untuk datang dan risikonya adalah penurunan harga," kata Jonathan Barratt, kepala investasi di Ayers Alliance Securities di Sydney.

Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret naik US$ 1,12 per barel menjadi US$ 49,96 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan untuk perdagangan di Singapura, sampai 03.45 waktu setempat harga berada pada level US$ 49,81 per barel. 

Volume perdagangan minyak mentah turun 6% dibandingkan rata-rata perdagangan dalam 100 hari ke belakang. Sedangkan harga telah turun 6,5% selama tahun ini. 

Harga minyak Brent untuk pengiriman Maret naik sebanyak 84 sen, atau 1,5% ke $ 55,50 per barel di pasar ICE Futures Europe exchange di London. Sebelumnya pada Rabu, minyak Brent turun US$ 1,77 menjadi US$ 54,66 per barel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa