Harga minyak bertenaga setelah laporan stok AS



JAKARTA. Harga minyak mentah dunia terus melanjutkan penguatan. Rilis data cadangan minyak mentah Amerika Serikat (AS) versi swasta yang menunjukkan penurunan, langsung menyebabkan harga bergerak naik. Ditambah lagi ekspor minyak negeri Paman Sam bulan Februari juga tercatat mengalami peningkatan.

Mengutip Bloomberg, Rabu (5/4) pukul 15.00 wib harga minyak WTI kontrak pengiriman Mei 2017 tercatat menguat 0,86% ke level US$ 51,47 per barrel dari hari sebelumnya. Sedangkan jika dibandingkan sepekan sebelumnya harga sudah menguat 3,96%.

Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures mengatakan, penguatan yang terjadi kali ini disebabkan karena pasar memang langsung merespon penurunan cadangan minyak mentah AS. Laporan American Petroleum Institute menunjukkan pada pekan yang berakhir 31 Maret lalu cadangan minyak AS mengalami penurunan sebanyak 1,8 juta barel. Padahal awalnya diperkirakan koreksi hanya sekitar 435.000 barel saja.


“Walaupun produksi minyak di Libya sudah kembali pulih tetapi fokus pasar tetap ke penurunan cadangan minyak AS,” ungkapnya, Rabu (5/4).

Pekan lalu pasokan minyak dari Libya sempat mengalami gangguan akibat adanya pemblokiran para demonstran. Terhentinya produksi minyak di Sharara dan Wafa diperkirakan bisa mengurangi produksi sekitar 252 per hari. Biasanya setiap harinya produksinya bisa mencapai 600.000 - 700.000 barel per hari.

Kemudian, sentimen positif lain juga datang dari meningkatnya ekspor minyak mentah AS. Sepanjang Ferbuari kemarin ekspor minyak AS tercatat mencapai 1 juta barel per hari. China menjadi pengimpor terbesar selama periode tersebut.

“AS menjadi negara pengekspor terbesar minyak mentah dibandingkan beberapa negara OPEC dn China membeli cukup banyak,” papar John Auers, Executive Vice President di Konsultan Energi Turner Mason & Co sebagaimana dikutip dari Bloomberg.

Di bulan Februari China mengimpor minyak mentah AS sekitar 8,08 juta barel atau 4 kali lipat pembelian di bulan Januari. Sedangkan Kanada yang selama ini dikenal sebagai mitra dagang AS impornya turun 20% dari bulan Januari yaitu hanya sebesar 6,84 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia