Harga Minyak Berusaha Rebound Pada Jumat (3/5) Pagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali naik pada perdagangan Jumat (3/5) pagi. Pukul 06.10 WIB, harga minyak jenis west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2024 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 79,20 per barel, naik 0,31% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 78,95 per barel.

Harga minyak berusaha rebound setelah turun dalam beberapa sesi terakhir. 

Mengutip Reuters, kemarin harga minyak turun mendekati level terendah dalam tujuh minggu, imbas dari tekanan permintaan yang lebih lemah serta meningkatnya persediaan AS.


Investor minyak semakin khawatir terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi di AS, karena perang antara Israel dan Hamas terus berlanjut tanpa memberikan dampak besar terhadap pasokan minyak Timur Tengah.

Sehari sebelumnya, yakni pada Rabu, harga minyak turun lebih dari 3% setelah pemerintah AS melaporkan lonjakan stok minyak mentah yang mengejutkan dan The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah karena inflasi yang masih tinggi.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik, Namun Berpotensi Tertekan ke Depan Imbas Faktor Geopolitik

“Sekarang semuanya bergantung pada permintaan karena premi risiko dari ketegangan di Timur Tengah yang terjadi bulan lalu berubah menjadi risiko sisa,” kata Gaurav Sharma, analis minyak independen di London.

Merosotnya permintaan solar di seluruh dunia juga menimbulkan kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan permintaan minyak di negara-negara besar. 

Berdasarkan data dari konsultan Insights Global, stok gasoil, termasuk solar, naik lebih dari 3% di pusat penyulingan dan penyimpanan Amsterdam-Rotterdam-Antwerp di Eropa selama sepekan hingga Kamis. 

Permintaan solar di pusat penyulingan Gulf Coast AS, yang juga disebut PADD 3, diperkirakan berada di bawah kisaran tiga tahun sebelumnya, kata Hodes. 

“Penyebab penurunannya adalah meskipun persediaan ini meningkat, produksi sulingan di PADD 3 berada pada level terendah sejak awal Maret,” tambahnya.

Baca Juga: Harga Minyak Mendekati Level Terendah 7 Pekan, Fokus Beralih ke Ekonomi

Untuk mendukung harga, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) dapat memperpanjang pengurangan produksi jika permintaan gagal meningkat, kata tiga sumber dari kelompok tersebut kepada Reuters.

Para pedagang sedang mengamati apakah harga minyak yang lebih rendah akan memacu pemerintah AS untuk menambah cadangan strategisnya.

“Pasar minyak didukung oleh spekulasi bahwa jika WTI turun di bawah US$ 79 per barel, AS akan bergerak untuk membangun cadangan strategisnya,” kata Presiden NS Trading Hiroyuki Kikukawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi