Harga Minyak Bisa ke Level US$ 200, Indonesia Bersiap Hadapi Kondisi Ekonomi Terburuk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia bersiap menghadapi kondisi ekonomi terburuk jika harga minyak dunia meroket ke level US$ 200 per barel. 

Mengutip CNBC, harga minyak mentah West Texas Immediately (WTI) untuk kontrak September naik 0,96% diperdagangkan pada harga US$ 95,9 per barrel. Sementara itu, minyak mentah Brent berada di level US$ 105,2 per barrel atau naik 0,8%.

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, jika skenario terburuk harga minyak itu terjadi, bisa berdampak pada pembengkakan anggaran pemerintah dalam hal subsidi energi. 


Asal tahu saja, sebelumnya, subsidi diberikan dengan asumsi harga minyak mentah dunia di level US$ 100 per barrel. 

“Kita waktu itu, proyeksikan di 100 dollar AS per barrel asumsinya (normalnya). Kalau nanti harga minyak mentahnya naik, kita ada skenario terburuk bisa di 200 dollar AS per barrel, ya 200 sekian triliun kalikan saja dengan 2, gampang-gampangannya,” kata Arifin di di JCC Senayan Jakarta, Rabu (27/7/2022). 

Baca Juga: APBN Diprediksi Bisa Berbalik Defisit pada Semester II 2022

Arifin bilang, potensi kenaikan harga minyak mentah dunia ini harus diantisipasi. Terkait hal itu, pemerintah telah melakukan revisi Peraturan Presiden Nomor 191 tahun 2014, di mana, dalam revisi tersebut memuat aturan terkait dengan pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi pertalite dan solar. 

“Kita jamin pasokan, dan kita ingatkan ada kemungkinan skrenario terburuk, dan kita kordinasi selalu. Ini yang harus kita antisipasi. Kita harus tepat sasaran,” tambah dia. 

Arifin mengatakan, saat ini izin prakarsa sudah ada. Izin prakarsa merupakan, izin untuk menginisiasi perbaikan revisi dari peraturan yang sebelumnya, disesuaikan dengan kondisi yang ada dan yang dibutuhkan saat ini. 

Baca Juga: Ketidakpastian Ekonomi Kian Tinggi, Dunia Usaha Semakin Berat

“Jadi izin prakarsa ini sudah keluar, ini akan kita tindaklanjuti. Terkait krisis energi, akan dilakukan bahasan yang intens, fokus isu per isu. Insya Allah (Agustus), kita harus kerja cepat ini. Item-itemnya sudah ada," tegas dia. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Skenario Terburuk Jika Harga Minyak Mentah Melonjak ke 200 Dollar AS Per Barrel" Penulis : Kiki Safitri Editor : Aprillia Ika

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie