Harga minyak bisa turun ke US$ 92 per barel



LONDON. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diproyeksikan analis akan terpuruk di bawah harga US$ 100 per barel sampai akhir tahun nanti. Salah satu penyebabnya adalah, bertambahnya pasokan minyak Amerika Serikat (AS), negara konsumen minyak terbesar dunia.

Kemarin di New York, harga minyak turun ke harga terendah setelah bertambahnya pasokan minyak di AS. Selain itu, meredanya ketegangan soal nuklir di Iran juga menghilangkan risiko fluktuasi harga minyak dunia.

"Pada dasarnya, pasokan minyak dunia dan AS sangat baik," kata Tom Finlon, direktur Energi Analytics Group LLC di Jupiter, Florida. Ia memproyeksikan, harga minyak WTI bisa turun sampai dengan harga US$ 92 per barel di akhir tahun 2013 .


Harga minyak berjangka di New York telah turun 11% sejak 6 September lalu. Turunnya harga minyak terjadi setelah adanya rencana Iran untuk membuat konsesi soal nuklirnya. Konsesi dari Iran itu berhasil meredam risiko pasokan minyak di kawsan.

WTI untuk pengiriman November turun 43 sen, atau melemah 0,4% menjadi US$ 98,79 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga ini merupakan yang terendah sejak 2 Juli. Harga minyak Brent untuk pengiriman Desember naik 44 sen menjadi US$ 110,08 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dalam survei yang dilakukan Bloomberg, proyeksi harga minyak WTI berkisar antara US$ 85 - US$ 106 per barel. Penyebabnya adalah, bertambahnya pasokan minyak mentah AS sebesar 5,3%  menjadi 37,5 juta barel dalam empat pekan yang berakhir 11 Oktober lalu.

Sementara itu, produksi minyak AS mencapai 7,83 juta barel per hari, dalam pekan yang berakhir 13 September. Produksi minyak ini merupakan yang, terbesar sejak Mei 1989.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri