Harga Minyak Brent Ditutup di Atas US$ 87, Level Tertinggi Sejak April 2024



KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak mentah jenis Brent ditutup naik tipis dan bertahan di atas level US$ 87, setelah data pada hari sebelumnya menunjukkan penurunan persediaan minyak Amerika Serikat (AS).

Kamis (4/7), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2024 ditutup menguat 0,1% ke US$ 87.43 per barel. 

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2024 sempat ke level US$ 84,06 per barel, dalam perdagangan yang tipis yang dilalui tanpa penutupan karena libur Hari Kemerdekaan AS.


Pada sesi sebelumnya, Brent naik 1,3% ke US$ 87,34 per barel, yang merupakan penutupan tertinggi sejak 30 April. Sementara itu, WTI telah menetap di level tertinggi dalam 11 minggu di US$ 83,88 per barel.

Kenaikan tersebut menyusul penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan. Energy Information Administration (EIA) melaporkan, penurunan persediaan sebesar 12,2 juta. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, penurunan sebesar 680.000 barel. 

Baca Juga: Minyak Mentah Brent Bertahan di Atas US$ 87 Per Barel

Para pedagang juga memantau perang di Gaza dan pemilu di Perancis dan Inggris, kata analis RBN Energy, Martin King.

“Perdagangan sepi dan orang-orang memperhatikan pasar fisik dan situasi geopolitik,” kata King.

Harga minyak sebelumnya turun sebanyak 83 sen, namun penurunan tersebut diperkirakan tidak akan bertahan lama mengingat pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan prospek permintaan bahan bakar AS yang lebih cerah setelah data EIA, kata analis PVM, Tamas Varga.

Namun, pesanan industri Jerman turun secara tak terduga pada bulan Mei, menambah tanda bahwa pemulihan ekonomi terbesar di Eropa masih sulit dilakukan.

Kekhawatiran terhadap permintaan diperkuat oleh data AS pada hari Rabu yang menunjukkan bahwa permohonan tunjangan pengangguran AS untuk pertama kalinya meningkat pada minggu lalu sementara jumlah pengangguran juga meningkat.

Melawan hal tersebut, data ekonomi yang lebih lemah dapat mempercepat penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS, kata para analis, yang dapat mendukung pasar minyak.

Pada hari Kamis, Reuters melaporkan bahwa produsen minyak Rusia Rosneft dan Lukoil akan mengurangi tajam ekspor minyak dari pelabuhan Laut Hitam Novorossiisk pada bulan Juli, menurut dua sumber yang mengetahui rencana pemuatan.

Sementara itu, Saudi Aramco dari Arab Saudi memangkas harga minyak mentah ringan Arab yang akan dijual ke Asia pada bulan Agustus menjadi US$ 1,80 per barel di atas rata-rata harga untuk Oman/Dubai.

Baca Juga: Rotasi Top 10 Market Cap Bikin IHSG Mendaki, Cermati Saham Pilihan Analis

Potensi penurunan harga di Asia, yang menyumbang sekitar 80% ekspor minyak Saudi, menggarisbawahi tekanan yang dihadapi oleh produsen OPEC karena pasokan non-OPEC terus meningkat sementara perekonomian global menghadapi hambatan.

Bank Swiss UBS memperkirakan, minyak mentah Brent akan mencapai US$ 90 per barel pada kuartal ini, katanya dalam sebuah catatan kepada kliennya, mengutip pengurangan produksi OPEC+ dan proyeksi penurunan persediaan minyak.

Editor: Anna Suci Perwitasari