Harga minyak Brent melesat ke atas US$ 30 per barel, tertinggi dalam tiga pekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melesat pada perdagangan hari ini. Dua harga minyak berjangka yang menjadi acuan sama-sama mencatat kenaikan tinggi.

Harapan perbaikan ekonomi global yang lebih cepat menjadi salah satu penyokong penguatan harga komoditas energi ini. Pada Kamis (7/5) pukul 21.07 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman Juli 2020 di ICE Futures berada di US$ 31,42 per barel.

Harga minyak acuan internasional ini naik 5,72% dan mencapai level tertinggi dalam hampir tiga pekan terakhir. "Harga minyak Brent mencoba kembali ke level awal April. Pasar menguji kapasitas Brent untuk bertahan di atas US$ 30 per barel," kata Olivier Jakob dari Petromatrix kepada Reuters.


Baca Juga: Wall Street menguat terangkat data China, klaim pengangguran AS bisa menekan bursa

Jakob mengatakan bahwa perusahaan pengolahan minyak mulai kembali dan Amerika Serikat (AS) memangkas produksi. "Ini akan menjadi penyokong harga," ujar dia.

Sejalan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juni 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 26,13 per barel, menguat 8,92%. Harga minyak WTI ini mencapai level tertinggi sejak 15 April atau lebih dari empat pekan lalu.

Arab Saudi pun menaikkan harga jual resmi minyak untuk pengiriman Juni setelah memangkas harga ekspor Mei ke level hampir terendah dalam 10 tahun. "Tampaknya Saudi akan menjalankan kesepakatan untuk memangkas suplai yang disepakati pertemuan darurat OPEC+ pada 12 April," kata Harry Tchilinguirian, head of commodity research BNP Paribas kepada Reuters.

Baca Juga: Harga BBM di tiga negara tetangga lebih murah dibandingkan di Indonesia

Tapi, masih ada selisih besar antara permintaan dan pasokan minyak mentah. Persediaan minyak mentah AS naik dalam 15 pekan berturut-turut hingga akhir pekan lalu. Data Energy Information Administration menunjukkan bahwa stok minyak AS naik 4,6 juta barel pada pekan lalu.

Angka kenaikan persediaan ini lebih rendah daripada prediksi polling Reuters yang meramalkan kenaikan 7,8 juta barel.

China yang mulai pulih dari pandemi virus corona mengangkat permintaan minyak global sejak bulan lalu. Impor minyak China naik ke 10,42 juta barel per hari pada bulan April dari 9,68 juta barel per hari pada bulan Maret.

Baca Juga: Menilik target produksi 1 juta berel minyak di tahun 2030

Selain itu, data ekspor China yang mulai naik menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi negara dengan penduduk paling banyak ini mulai menggeliat. Sisi negatifnya, impor China masih turun tajam yang menunjukkan bahwa resesi global akan turut mempengaruhi aktivitas bisnis China dan membatasi permintaan minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati