Harga minyak Brent melompat ke atas US$ 65 sebarel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga acuan global minyak Brent melompat ke atas US$ 65 per barel untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun. Kenaikan harga terjadi setelah salah satu jaringan pipa terpenting di dunia ditutup lantaran adanya retakan.

Mengutip Bloomberg, Selasa (12/12) pukul 12.23 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman Februrai 2018 di ICE Futures Exchange menguat 1,33% ke level US$ 65,55 per barel dibanding sehari sebelumnya. Angka ini merupakan level tertinggi sejak Juni 2015.

Menurut operator Inoes, retakan yang ditemukan pada jaringan pipa North Sea Forties perlu waktu perbaikan sekitar dua minggu. Sementara menurut survei Bloomberg, stok minyak di Amerika Serikat (AS) diprediksi turun pada minggu keempat. Data resmi akan dirilis pada Rabu (13/12).


Harga minyak menuju kenaikan tahunan kedua setelah organisasi negara pengekspor yakni OPEC dan rekanan termasuk Rusia memperpanjang pemangkasan pasokan sampai akhir 2018. Menurut Menteri Energi Uni Emirat Arab, Suhail Al Mazrouei, strategi keluar dari kesepakatan dapat dilakukan pada Juni mendatang jika pasar tidak lagi mengalami oversupply.

"Persediaan global yang relatif tinggi kemungkinan akan membatasi rally yang kita dapatkan saat ini," kata Ric Spooner, analis CMC Markets yang berbasis di Sydney.

Sementara harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2018 di New York Mercantile Exchange menguat 0,67% ke level US$ 58,38 per barel setelah naik 1,1% pada awal pekan ini. Pasokan minyak yang mengalir melalui Sistem Pipa Forties merupakan salah satu bagian dari yang disebut minyak Dated Brent ,yang berkontribusi menyelesaikan lebih dari separuh harga minyak fisik dunia. Penutupan pipa tersebut memaksa Apache Corp untuk menghentikan operasi di lapangan Forties terdekatnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati