Harga minyak brent turun menjadi US$ 101 per barel



SINGAPURA. Minyak mentah Brent terperosok hingga ke US$ 101 per barel hari ini Selasa. Harga turun karena kekhawatiran krisis likuiditas di China dan rencana Federal Reserve AS membatasi stimulus.

Kondisi di dua negara ekonomi terbesar dunia itu, memicu kekhawatiran adanya penurunan permintaan dari konsumen, terutama di dua negara dengan konsumsi minyak terbesar tersebut.

Harga minyak sudah turun sebesar US$ 6 per barel dari pekan lalu. Penurunan harga dimulai dari pernyataan dari the Fed yang kemudian di perparah oleh laporan ekonomi tentang China termasuk rencana China yang akan mengekang pertumbuhan kredit.


"Orang-orang sudah nyaman jika AS mencapai pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, namun China sedang buruk," kata Tony Nunan, manajer risiko minyak dengan Mitsubishi Corp di Tokyo.

Minyak mentah Brent tergelincir 36 sen menjadi US$ 100,80 per barel pada pukul 05.10 waktu Singapura, setelah mencapai sesi terendah US$ 100,70 per barel. "Saya pikir US$ 100 adalah level support harga minyak Brent," kata perkiraan dari Nunan.

Sementara itu, bursa saham China merosot ke tingkat terendah sejak awal tahun 2009 hari ini. Sementara itu, dolar menguat setelah Fed menguraikan jadwal bank sentral untuk mengurangi program stimulus. "Pada saat yang sama, bullish terjadi di WTI dan Brent, dan inilah yang memberikan tekanan terburuk bagi Brent," kata analis Morgan Stanley.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri