Harga minyak Brent turun tipis setelah mencapai level tertinggi tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak brent turun setelah kemarin mencapai level tertinggi tahun ini. Kamis (16/9) pukul 7.30 WIB, harga minyak brent kontrak November 2021 di ICE Futures berada di US$ 75,34 per barel.

Harga minyak acuan internasional ini turun 0,16% dari penutupan perdagangan kemarin pada US% 75,46 per barel. Sejalan, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak Oktober 2021 di New York Mercantile Exchange turun 0,15% ke US$ 72,50 per barel.

Harga minyak kemarin naik lebih dari US$ 2 per barel setelah data pemerintah menunjukkan penarikan persediaan minyak Amerika Serikat (AS) yang lebih besar daripada perkiraan. Selain itu ada ekspektasi permintaan akan meningkat karena peluncuran vaksinasi yang makin luas.


Baca Juga: Dua analis ini rekomendasikan beli saham ICBP, simak alasannya

Stok minyak mentah AS turun pekan lalu ke level terendah sejak September 2019. Data Energy Information Administration menunjukkan penarikan stok minyak berlanjut setelah Badai Ida akhir Agustus menutup banyak kilang dan produksi pengeboran lepas pantai.

"Harga Brent dan WTI naik kuat mendekati puncak yang tercapai di awal musim panas," kata Pavel Molchanov, seorang analis di Raymond James kepada Reuters. Dia menambahkan, momentum minyak terus berlanjut sejak akhir Agustus setelah Badai Ida karena Teluk Meksiko masih berjuang untuk sepenuhnya memulihkan produksi.

Persediaan minyak mentah dan sulingan AS pekan lalu turun lebih dari perkiraan analis. Persediaan minyak mentah turun 6,4 juta barel dalam seminggu hingga 10 September menjadi 417,4 juta barel. Para analis memperkirakan penurunan hanya 3,5 juta barel.

Baca Juga: Wall Street menguat, investor melihat inflasi melewati puncak

Badai Tropis Nicholas bergerak perlahan melalui Pantai Teluk pada hari Selasa. Badai ini menyebabkan ratusan ribu rumah dan bisnis tanpa listrik, meskipun kilang Texas berjalan normal. Kerusakan akibat badai itu terjadi dua minggu setelah Ida menghentikan sejumlah besar kapasitas penyulingan Gulf Coast.

"Musim badai tahun ini memiliki dampak yang jauh lebih besar dan lebih lama pada keseimbangan minyak global dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Tamas Varga, analis minyak di pialang London PVM Oil Associates.

Harga minyak juga mendapat dukungan dari International Enegy Agency (IEA) yang mengatakan bahwa peluncuran vaksin akan mendorong rebound harga. Permintaan minyak turun tiga bulan karena penyebaran varian virus corona Delta dan pembaruan pembatasan pandemi.

Baca Juga: Harga minyak mentah melonjak lebih dari US$2 per barel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati