KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik Rusia dan Ukraina mengangkat harga komoditas dunia meroket tajam. Lihat saja, harga batubara di pasar ICE Newcastle (Australia) sudah menembus rekor US$ 400 per ton. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) sudah menyundul level US$ 113,37 per barel. Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana menyebutkan bahwa rantai pasokan komoditas dunia dalam beberapa waktu belakangan ini tersandung konflik Rusia-Ukraina. Imbasnya, harga sejumlah komoditas melonjak signifikan. Di sisi lain, peningkatan harga komoditas menjadi katalis positif bagi emiten-emiten yang bergelut di bisnis ini. Terlebih, selama ketegangan Rusia-Ukraina masih belum mencapai titik temu, maka harga komoditas diperkirakan masih akan melambung.
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas untuk Jumat (4/3) "Kami menilai emiten-emiten komoditas minyak dan batubara kembali mengalami penguatan, efek dari kenaikan yang signifikan pada harga minyak dan batubara Newcastle," kata Raditya kepada Kontan.co.id, Kamis (3/3). Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova juga melihat bahwa lonjakan harga minyak mentah dan batubara kemungkinkan besar akan memicu aksi beli yang cukup tinggi pada saham-saham sektor komoditas dan energi di perdagangan hari ini. Mengingat konflik Rusia-Ukraina masih berlanjut, maka permintaan batubara sebagai alternatif dari gas alam sebagai pemenuh kebutuhan pembangkit listrik akan tetap tinggi. "Tentu meroketnya harga batubara ini baru bisa mulai mereda salah satunya dengan adanya kesepakatan damai dalam konflik Rusia-Ukraina," ungkap Ivan. Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Dari Panin Sekuritas Untuk Trading Jumat (4/3)