KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah jenis Brent melesat hingga US$ 71 per barel. Hal ini merupakan yang tertinggi sejak Januari 2020, sebelum akhirnya turun lagi ke harga US$ 69,53 per barel. Kenaikan ini juga diikuti oleh harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April yang mencapai US$ 67,69, atau naik sekitar 2,4%, yang kembali turun ke harga US$ 66,26. Menurut Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf, harga minyak mentah Brent diproyeksikan akan tetap naik. Selain karena pasokan, sejumlah bank seperti Goldman Sachs memproyeksikan harga minyak akan tetap tinggi. "Perkiraan tetap dalam posisi naik, misalnya saja Goldman Sachs memproyeksikan harga minyak Brent di kuartal ketiga naik menjadi US$ 75," kata Alwi.
Harga minyak diproyeksikan naik hingga kuartal ketiga
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah jenis Brent melesat hingga US$ 71 per barel. Hal ini merupakan yang tertinggi sejak Januari 2020, sebelum akhirnya turun lagi ke harga US$ 69,53 per barel. Kenaikan ini juga diikuti oleh harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April yang mencapai US$ 67,69, atau naik sekitar 2,4%, yang kembali turun ke harga US$ 66,26. Menurut Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf, harga minyak mentah Brent diproyeksikan akan tetap naik. Selain karena pasokan, sejumlah bank seperti Goldman Sachs memproyeksikan harga minyak akan tetap tinggi. "Perkiraan tetap dalam posisi naik, misalnya saja Goldman Sachs memproyeksikan harga minyak Brent di kuartal ketiga naik menjadi US$ 75," kata Alwi.