KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak stabil di dekat level tertinggi dua bulan di perdagangan Asia pada hari Jumat (26/1). Ini menandai kinerja mingguan yang kuat dengan harapan bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan langkah-langkah stimulus tambahan dari China akan meningkatkan permintaan minyak dalam beberapa bulan mendatang. Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, prediksi terkait harga minyak cenderung positif. Dia memproyeksikan tren kenaikan harga minyak akan berlanjut, didukung oleh candlestick yang tetap konsisten, meskipun dengan sedikit penurunan. “Meskipun ada ketidakpastian terkait hubungan antara Rusia dan Arab Saudi dalam kerja sama minyak, potensi kenaikan harga ini masih menarik perhatian,” ungkap Andrew dalam riset, Jumat (26/1).
Baca Juga: Harga Minyak Melemah di Pagi Ini (26/1), Brent ke US$ 82,12 dan WTI ke US$ 76,95 Prediksi tersebut menunjukkan bahwa pergerakan harga minyak cenderung terus naik, seiring dengan ketidakpastian pasokan minyak dan berakhirnya kerja sama dengan beberapa negara penghasil minyak. Dengan Rusia dan Arab Saudi yang cenderung bersatu dalam anggota BRICS, dampak positif ini diyakini akan berlanjut, meskipun sedikit penurunan mungkin terjadi. Namun, perlu dicatat bahwa kenaikan harga minyak ini mungkin memiliki dampak negatif pada daya beli. Sejumlah negara telah beralih ke persiapan kendaraan listrik yang lebih efisien, menyebabkan kebutuhan akan minyak cenderung berkurang. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam daya beli di masa depan. Dalam rangkuman harga minyak hari ini, DCFX melihat bahwa harga minyak stabil di dekat level tertinggi dua bulan. Peningkatan harga pada hari Kamis didorong oleh pertumbuhan ekonomi AS yang lebih baik dari yang diharapkan pada kuartal keempat. Hal ini menunjukkan ketahanan yang berkelanjutan dalam konsumen bahan bakar terbesar di dunia. Sinyal positif dari China, dengan lebih banyak stimulus moneter dan langkah-langkah dukungan ekonomi, juga telah memberikan dorongan pada harga minyak. Proyeksi peningkatan permintaan minyak dari badan-badan industri utama seperti OPEC dan IEA juga turut memperkuat optimisme pasar.