NEW YORK. Harga kontrak minyak dunia naik untuk tiga hari berturut-turut pada Rabu (8/6). Pada penutupan tadi malam, harga minyak ditutup di level tertingginya di tahun ini. Mengutip data yang dihimpun
CNBC, harga kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 87 sen atau 1,7% menjadi US$ 51,23 per barel. Sedangkan harga kontrak minyak Brent naik US$ 1,07 atau 2,1% menjadi US$ 52,50 per barel.
Kenaikan harga minyak terjadi seiring penurunan suplai minyak dunia akibat sabotase fasilitas minyak di Nigeria. Kelompok militan Niger Delta Avengers mengatakan, pihaknya sudah meledakkan fasilitas minyak Chevron di Nigeria serta menolak perundingan damai dengan pemerintah. Kelompok militan ini sudah menyebabkan produksi minyak di Nigeria ke level terendahnya dalam 20 tahun terakhir. Selain itu, cadangan minyak AS juga turun untuk tiga pekan berturut-turut pada minggu yang berakhir 3 Juni lalu. Tercatat, cadangan minyak AS tergerus 3,2 juta barel. Sementara, analis memprediksi penurunannya hanya sebanyak 2,7 juta barel.
Meski demikian, cadangan bensin mengalami kenaikan sebanyak 1 juta barel. Sedangkan minyak distillates termasuk diesel dan minyak mendidih, naik 1,8 juta barel. Menurut Troy Vincent, analis perminyakan ClipperData yang berbasis di New York, hal ini mengindikasikan sentimen di mana permintaan bensin akan terus melemah atau kelebihan pasokan minyak akan terefleksi pada kelebihan pasokan bensin. Sementara, Tariq Zahir, managing partner Tyche Capital Advisors di New York menilai, bertambahnya cadangan bensin cukup mengejutkan. "Apalagi saat ini menjelang musim berkendara," jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie