Harga Minyak Ditutup Melemah, Pasar Mempertimbangkan Permasalahan Pasokan Rusia



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak ditutup melemah karena investor memiliki pandangan yang lebih beragam terhadap berkurangnya kapasitas kilang Rusia setelah serangan Ukraina baru-baru ini.

Selasa (26/3), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2024 yang akan habis masa berlakunya pada hari Kamis (28/3) ditutup turun 50 sen ke US$ 86,25 per barel.

Sejalan, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2024 ditutup melemah 33 sen, atau 0,4% ke US$ 81,62 per barel.


Sedangkan, harga Brent untuk kontrak pengiriman bulan Juni 2024, yang lebih aktif, ditutup turun 33 sen ke US$ 85,96 per barel.

Harga minyak turun tipis setelah pemerintah Rusia memerintahkan perusahaan-perusahaan untuk memangkas produksi pada kuartal kedua guna memenuhi target produksi 9 juta barel per hari (bpd) untuk memenuhi janji kepada kelompok OPEC+.

Baca Juga: Harga Minyak Dibayangi Pasokan Rusia Selasa (26/3), Brent ke US$86,69 & WTI US$81,91

Rusia, salah satu dari tiga produsen minyak terbesar dunia dan salah satu eksportir produk minyak terbesar, juga menghadapi serentetan serangan baru-baru ini terhadap kilang minyaknya oleh Ukraina dan telah melancarkan serangannya sendiri terhadap infrastruktur energi Ukraina.

Kapasitas penyulingan minyak Rusia yang ditutup akibat serangan tersebut telah mencapai 14% dari total kapasitas negara tersebut, berdasarkan perhitungan Reuters pada hari Selasa.

“Bensin mendapat dukungan dari berkurangnya ketersediaan di pasar global akibat terbatasnya ekspor Rusia yang menyebar ke AS,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Analis FGE memperkirakan, terjadi penurunan struktural dalam pengoperasian kilang Rusia dan tidak memperkirakan akan mencapai level seperti tahun 2023 bahkan pada paruh kedua tahun ini.

Perdagangan sepi menjelang data yang dapat memberikan wawasan kapan bank sentral akan memulai penurunan suku bunga, yang sering kali meningkatkan permintaan minyak.

Rilis indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bulan Februari yang penting, yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, akan dirilis pada hari Jumat (29/3), ketika pasar Amerika Serikat (AS) tutup untuk libur Jumat Agung.

“The Fed menjanjikan pemotongan ini namun tidak ada jaminan bahwa hal itu akan segera dilakukan, sehingga pasar melakukan perdagangan secara tentatif,” kata Frank Monkam, manajer portofolio senior di Antimo LLC.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Melemah: Dow dan S&P 500 Koreksi untuk Tiga Sesi Berturut-turut

Sementara itu, dolar AS yang sedikit melemah memberikan dukungan terhadap harga minyak. Melemahnya dolar AS biasanya membuat harga minyak lebih murah bagi pembeli minyak yang memegang mata uang lainnya.

OPEC+ kemungkinan tidak akan melakukan perubahan kebijakan produksi minyak sampai pertemuan tingkat menteri penuh pada bulan Juni 2024, tiga sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters menjelang pertemuan para menteri di minggu depan yang diperkirakan tidak akan membuat rekomendasi kebijakan apa pun.

Meningkatnya premi geopolitik, seiring berlanjutnya konflik Israel-Gaza juga diperkirakan akan mempertahankan tingkat harga. Militan Houthi, yang didukung Iran, pada hari Selasa mengatakan telah melancarkan enam serangan terhadap kapal-kapal di Teluk Aden dan Laut Merah selama 72 jam terakhir.

Editor: Anna Suci Perwitasari