Harga Minyak Ditutup Naik 1%, WTI Cetak Penutupan Tertinggi dalam 5 Bulan



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah naik tipis sekitar 1% di awal pekan ini dengan kontrak berjangka Amerika Serikat (AS) ditutup pada level tertinggi dalam lima bulan. Sentimen datang dari ekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi di AS dan China akan meningkatkan permintaan, sementara pasokan semakin ketat karena pengurangan produksi OPEC+ dan serangan terhadap kilang Rusia.

Swnin (1/4), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman bulan Juni 2024 ditutup naik 0,5% menjadi US$ 87,42 per barel.

Sejalan, harga minyak mentah berjangka jens West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2024 ditutup naik 54 sen atau 0,7% menjadi US$ 83,71 per barel. Ini jadi harga penutupan tertinggi bagi WTI sejak 27 Oktober 2023.


Crack spread diesel AS, yang mengukur margin keuntungan penyulingan, menyempit ke level terendah sejak Mei 2023 untuk hari kedua.

Di AS, indeks manufaktur tumbuh pada bulan Maret untuk pertama kalinya dalam 1,5 tahun. Namun, lapangan kerja di pabrik tetap lemah di tengah “aktivitas PHK yang cukup besar” dan harga bahan baku naik.

Baca Juga: Laju Kenaikan Harga Emas Diproyeksi Terbatas, Ini Pemicunya

"Pasar menafsirkan bahwa (data manufaktur) mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga The Fed (Federal Reserve), namun konstruksi jauh lebih lemah dan masih banyak jumlah lapangan kerja yang akan datang," kata analis di ING dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters.

Pekan lalu, data Departemen Perdagangan AS menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) – ukuran inflasi pilihan The Fed – sebagian besar melemah pada bulan Februari, dengan biaya jasa di luar perumahan dan energi melambat secara signifikan.

Sebagian besar analis mengatakan, moderasi dalam indeks harga PCE akan menjaga kemungkinan penurunan suku bunga Fed pada bulan Juni, yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.

Di China, aktivitas manufaktur pada bulan Maret meningkat untuk pertama kalinya dalam enam bulan, menurut survei resmi pabrik. China adalah importir minyak mentah terbesar di dunia.

“Permintaan minyak China bisa dibilang merupakan satu-satunya faktor yang hilang di luar berita utama geopolitik yang mampu membawa harga minyak ke level berikutnya,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho, dalam sebuah catatan.

“Permintaan bensin yang kuat di musim panas dan kembali pulihnya permintaan minyak Tiongkok bisa menjadi dua hal yang mendukung $100 per barel,” Yawger menambahkan.

Di Jepang, optimisme di sektor jasa naik ke level tertinggi dalam 33 tahun pada kuartal pertama karena booming pariwisata dan meningkatnya keuntungan dari kenaikan harga, menurut survei bank sentral.

Baca Juga: Wall Street Bervariasi: Dow dan S&P 500 Ditutup Melemah, Terseret Data Manufaktur

Di Eropa, permintaan minyak lebih kuat dari perkiraan, naik 100.000 barel per hari (bph) pada bulan Februari, kata analis Goldman Sachs, dibandingkan perkiraan kontraksi 200.000 bph pada tahun 2024.

Di sisi pasokan, eksportir minyak utama Arab Saudi mungkin menaikkan harga jual resmi (OSP) pada bulan Mei untuk minyak mentah Arab Light andalan setelah benchmark Timur Tengah menguat bulan lalu, menurut sumber industri.

Di sisi lain, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan, perusahaan-perusahaan minyak di Rusia akan fokus pada pengurangan produksi dibandingkan ekspor pada kuartal kedua untuk membagi pengurangan produksi secara merata dengan anggota OPEC+ lainnya.

Serangan drone dari Ukraina telah melumpuhkan beberapa kilang Rusia, yang seharusnya mengurangi ekspor bahan bakar Rusia karena hampir 1 juta barel per hari kapasitas pemrosesan minyak mentah Rusia tidak beroperasi.

Editor: Anna Suci Perwitasari