KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak ditutup melemah hampir 1% dalam perdagangan yang bergejolak karena laporan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Israel akan mencoba memulai kembali perundingan tentang kemungkinan gencatan senjata di Gaza. Kamis (24/10), harga minyak berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2024 ditutup melemah 58 sen atau 0,8% ke US$ 74,38 per barel. Sementara, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2024 turun 58 sen atau 0,8% menjadi US$ 70,19 per barel.
Sebelumnya pada sesi tersebut, kedua patokan minyak acuan itu diperdagangkan naik lebih dari US$ 1 per barel, karena kekhawatiran bahwa konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dapat mengakibatkan gangguan pasokan minyak dan ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS pada 5 November. "(Kompleks) energi terus bergerak naik turun karena premi risiko Timur Tengah meningkat dan menyusut hampir setiap hari," kata analis di firma penasihat energi Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan. Baca Juga:
Harga Minyak Naik 1% Karena Serangan Timur Tengah Meningkatkan Kekhawatiran Pasokan Setelah Iran menembakkan rudal ke Israel pada 1 Oktober, minyak mentah Brent melonjak sekitar 8% selama pekan yang berakhir pada 4 Oktober karena kekhawatiran Israel akan menyerang infrastruktur minyak Iran. Nemun, harga minyak turun sekitar 8% dalam pekan yang berakhir pada 18 Oktober karena laporan bahwa Israel tidak akan menyerang infrastruktur energi, sehingga meredakan kekhawatiran akan gangguan pasokan. Iran adalah anggota OPEC dan memproduksi sekitar 4 juta barel minyak per hari (bpd) pada tahun 2023, menurut data Badan Informasi Energi AS. Iran berada di jalur yang tepat untuk mengekspor sekitar 1,5 juta barel minyak per hari pada tahun 2024, naik dari perkiraan 1,4 juta barel minyak per hari pada tahun 2023, menurut analis dan laporan pemerintah AS. Iran mendukung beberapa kelompok yang memerangi Israel, termasuk Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza, dan Houthi di Yaman. Dengan pemilihan presiden AS yang semakin dekat, yang dapat mengubah kebijakan AS di Timur Tengah dan minyak, pemerintahan Presiden Joe Biden terus mendorong perdamaian antara Israel dan Hizbullah serta Hamas. "(Mantan Presiden Donald) Trump unggul atas (Wakil Presiden Kamala) Harris berdasarkan data terkini dari pasar taruhan dan Trump telah mengusulkan menjadikan AS sebagai pemasok minyak utama," kata analis pasar senior OANDA, Kelvin Wong, seraya menambahkan bahwa langkah tersebut dapat menekan harga. Sementara pasar taruhan menempatkan Trump di depan, jajak pendapat lain menunjukkan hasilnya terlalu ketat untuk diprediksi.
Baca Juga: Wall Street: Nasdaq, S&P Ditutup Menguat Ditopang Saham Tesla & Yield Obligasi Turun Di Eropa, aktivitas bisnis zona Euro kembali mandek bulan ini, tetap berada dalam wilayah kontraksi karena permintaan dari dalam dan luar negeri turun meskipun perusahaan hampir tidak menaikkan harga mereka, sebuah survei menunjukkan pada hari Kamis. Di Inggris, optimisme di antara perusahaan-perusahaan Inggris telah merosot, menurut dua survei yang diterbitkan pada hari Kamis, enam hari sebelum menteri keuangan Rachel Reeves mencoba memetakan cara antara menaikkan pajak dan meningkatkan pertumbuhan dalam anggaran pertama pemerintah baru. Di AS, aplikasi baru untuk bantuan pengangguran AS secara tak terduga turun minggu lalu, tetapi jumlah orang yang menerima tunjangan pada pertengahan Oktober adalah yang tertinggi dalam hampir tiga tahun, yang menunjukkan semakin sulit bagi mereka yang kehilangan pekerjaan untuk mendapatkan posisi baru.
Editor: Anna Suci Perwitasari