KONTAN.CO.ID - Harga minyak bertahan stabil pada hari Jumat (31/5). Investor menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS) sebagai petunjuk mengenai prospek permintaan sebelum mengalihkan perhatian ke pertemuan OPEC+ pada hari Minggu untuk menentukan kondisi pasokan hingga tahun depan. Melansir
Reuters, harga minyak Brent untuk pengiriman Juli turun 44 sen atau 0,5% menjadi US$81,42 per barel pada 1026 GMT. Sementara kontrak berjangka Agustus yang lebih likuid naik 8 sen menjadi US$81,96. Selisih antara kedua kontrak tersebut mencapai titik terendah dalam 11 bulan, memasuki contango untuk pertama kalinya pada tahun ini.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 3 sen menjadi US$77,88 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Tergelincir Usai Komentar Terbaru The Fed Soal Prospek Suku Bunga Brent berada di jalur penurunan bulanan sekitar 7% setelah turun pada sesi sebelumnya karena peningkatan mengejutkan dalam persediaan bahan bakar AS. Pemanfaatan kilang yang lebih tinggi membawa penurunan stok minyak mentah yang lebih dalam dari perkiraan dalam pekan hingga 24 Mei, menurut data Badan Informasi Energi (EIA). Namun, persediaan bensin naik sebesar 2 juta barel, berlawanan dengan ekspektasi penurunan 400.000 barel dan permintaan yang lebih tinggi menjelang akhir pekan Memorial Day. “Musim perjalanan musim panas di AS dimulai dengan akhir pekan Memorial Day, dengan indikasi awal menunjukkan aktivitas mengemudi dan terbang yang kuat – namun penggunaan bahan bakar terlihat lebih tenang, menyiratkan peningkatan efisiensi,” tulis analis Citi dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi, Dipicu Lemahnya Permintaan Bahan Bakar AS Data Eurostat menunjukkan, inflasi di zona euro naik sebesar 2,6% pada bulan Mei, mengalahkan ekspektasi para ekonom sebesar 2,5% yang disurvei oleh
Reuters. Kenaikan ini sepertinya tidak akan menghalangi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memotong biaya pinjaman pada minggu depan, namun hal ini dapat memperlambat siklus penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Pasar minyak berada di bawah tekanan dalam beberapa pekan terakhir karena prospek biaya pinjaman yang akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga menghambat dana dan dapat membatasi permintaan minyak. Data inflasi AS akan dirilis pada 12.30 GMT.
Baca Juga: Harga Minyak Kembali Tertekan Kondisi Ekonomi dan Geopolitik Pasar juga menunggu pertemuan OPEC+ pada hari Minggu, dengan kelompok produsen tersebut sedang mengerjakan kesepakatan kompleks yang akan memungkinkan mereka untuk memperpanjang sebagian pengurangan produksi minyak hingga tahun 2025, kata tiga sumber yang mengetahui diskusi OPEC+. “Kemungkinan perpanjangan pengurangan produksi sukarela oleh OPEC+ akan menyebabkan harga minyak naik lagi,” kata analis Commerzbank. “Pada akhirnya, hal ini akan mengancam kekurangan pasokan yang signifikan di pasar minyak pada kuartal ketiga.” Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto