Harga Minyak Dunia Anjlok 4% Selasa (15/10), Kekhawatiran Gangguan Pasokan Iran Reda



KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia anjlok lebih dari 4% pada Selasa (15/10), menyentuh level terendah dalam hampir dua minggu.

Penurunan ini terjadi akibat melemahnya prospek permintaan global dan laporan media yang menyebutkan bahwa Israel bersedia untuk tidak menyerang target minyak Iran, meredakan kekhawatiran tentang gangguan pasokan.

Baca Juga: Peringatan Keras Joe Biden ke Iran: Membunuh Trump akan Menjadi Tindakan Perang!


Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun US$3,51 atau 4,5%, menjadi US$73,95 per barel pada pukul 09:11 GMT, yang merupakan level terendah sejak 2 Oktober.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami penurunan sebesar US$3,48 atau 4,7%, menjadi US$70,35 per barel.

Pada hari Senin (14/10), kedua patokan tersebut telah ditutup sekitar 2% lebih rendah dan mencatat penurunan sekitar US$5 sepanjang minggu ini, hampir menghapus keuntungan kumulatif yang terjadi setelah kekhawatiran investor bahwa Israel mungkin menyerang fasilitas minyak Iran sebagai balasan atas serangan rudal Iran pada 1 Oktober lalu.

Laporan dari Washington Post pada Senin malam menyebutkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Amerika Serikat bahwa Israel hanya akan menyerang target militer Iran, bukan fasilitas nuklir atau minyak.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Hampir 3% Pagi Ini (15/10) Akibat Proyeksi Permintaan OPEC

Hal ini mengurangi kekhawatiran pasar mengenai potensi gangguan pasokan minyak dari Iran.

Pada saat yang sama, Israel memperluas serangannya terhadap militan Hezbollah di Lebanon pada hari Senin, menyebabkan sedikitnya 21 orang tewas dalam serangan udara di wilayah utara.

Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova, mengatakan, "Melemahnya permintaan telah menyebabkan pedagang menarik 'war premium' dari harga minyak."

Namun, dia juga menambahkan bahwa geopolitik masih tetap mendukung harga minyak di level ini.

"Tanpa faktor geopolitik, harga minyak mungkin sudah turun lebih jauh, bahkan mungkin di bawah US$70 per barel mengingat narasi melemahnya permintaan saat ini."

Baik Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) maupun Badan Energi Internasional (IEA) pekan ini telah menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun 2024, dengan China menjadi penyumbang utama penurunan tersebut.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok 2% Karena OPEC Memangkas Proyeksi Pertumbuhan Permintaan Minyak

Meskipun OPEC masih memproyeksikan pertumbuhan permintaan global yang lebih kuat daripada IEA, analis dari broker minyak PVM John Evans mengatakan bahwa "serangkaian penyesuaian ke bawah ini adalah semacam pengakuan atas pemikiran yang terlalu optimistis."

Data bea cukai China juga menunjukkan bahwa impor minyak pada bulan September menurun dibandingkan tahun sebelumnya, dan pertumbuhan ekonomi negara tersebut diperkirakan tidak akan mencapai target Beijing untuk tahun 2024, menurut jajak pendapat Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto