Harga Minyak Dunia Melonjak Lebih dari 3% pada Jumat (10/1), Efek Sanksi ke Rusia



KONTAN.CO.ID - Harga minyak melonjak pada Jumat (10/1) dan diperkirakan mencatat kenaikan selama tiga minggu berturut-turut karena para pedagang memusatkan perhatian pada potensi gangguan pasokan akibat sanksi baru terhadap Rusia.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$2,50 atau 3,3% menjadi US$79,42 per barel pada 1248 GMT, mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan.

Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) meningkat US$2,39 atau 3,2% menjadi US$76,31 per barel.


Baca Juga: Harga Minyak Naik pada Jumat (10/1), Cuaca Dingin Mengerek Permintaan Bahan Bakar

Amerika Serikat dilaporkan akan menerapkan beberapa sanksi terberat terhadap industri minyak Rusia hingga saat ini, mencakup 180 kapal, puluhan pedagang, dua perusahaan minyak besar, dan sejumlah eksekutif terkemuka Rusia, menurut sebuah dokumen yang dilihat oleh Reuters.

Dokumen tersebut, yang diklaim berasal dari Departemen Keuangan AS, beredar di kalangan pedagang di Eropa dan Asia. Namun, Reuters belum dapat memverifikasi keaslian dokumen tersebut.

Menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump pada 20 Januari, ekspektasi bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden akan memperketat sanksi terhadap Rusia dan Iran semakin meningkat, terutama ketika stok minyak global tetap rendah.

"Ini mungkin menjadi hadiah perpisahan dari pemerintahan Biden," kata analis PVM, Tamas Varga.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Kamis (9/1), Brent ke US$76,13 dan WTI ke US$73,22

Sanksi yang ada dan kemungkinan sanksi tambahan, bersama dengan ekspektasi pasar terhadap penurunan stok bahan bakar karena cuaca dingin, mendorong harga lebih tinggi, tambahnya.

Badan cuaca AS memperkirakan suhu di bagian tengah dan timur negara itu akan berada di bawah rata-rata.

Banyak wilayah di Eropa juga dilanda cuaca dingin ekstrem dan diperkirakan akan terus mengalami suhu yang lebih dingin dari biasanya di awal tahun.

"Kami memperkirakan peningkatan permintaan minyak global sebesar 1,6 juta barel per hari pada kuartal pertama 2025, terutama didorong oleh permintaan untuk minyak pemanas, minyak tanah, dan LPG," kata analis JPMorgan dalam sebuah catatan pada Jumat.

Premi pada kontrak bulan depan Brent dibandingkan kontrak enam bulan mencapai level terluas sejak Agustus minggu ini, yang berpotensi mengindikasikan ketatnya pasokan di tengah meningkatnya permintaan.

Baca Juga: Jelang Pelantikan Donald Trump, Investor Alihkan Dana ke Pasar Uang Global

Kekhawatiran inflasi juga turut mendukung kenaikan harga minyak, kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.

Investor khawatir rencana tarif yang diajukan Trump dapat mendorong inflasi lebih tinggi.

Salah satu cara populer untuk melindungi diri dari kenaikan harga konsumen adalah dengan membeli futures minyak.

Harga minyak terus menguat meskipun dolar AS menguat selama enam minggu berturut-turut, yang membuat minyak mentah menjadi lebih mahal di luar AS.

Selanjutnya: Penjualan Produk Makanan Sainsbury's di Musim Natal Naik

Menarik Dibaca: Promo JSM Hypermart Periode 10-13 Januari 2025, Anggur Hijau Diskon Rp 17.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto