Harga Minyak Dunia Menuju Pekan Terbaik Lebih dari 2 Bulan di Jumat (14/6)



KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah melemah pada hari Jumat (14/6), saat pasar mengevaluasi dampak suku bunga Amerika Serikat (AS) yang tetap lebih tinggi dari yang diantisipasi.

Namun, acuan harga minyak mentah menuju pekan terbaiknya lebih dari dua bulan setelah proyeksi permintaan minyak dan bahan bakar yang solid.

Melansir Reuters, harga minyak Brent turun 34 sen atau 0,4% menjadi US$82,41 per barel pada pukul 03:44 GMT.


Sedangkan, haarga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 41 sen atau 0,5% menjadi US$78,21 per barel.

Namun, Brent dan WTI naik lebih dari 3% untuk minggu ini - pekan terbaik sejak 5 April.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Setelah Komentar OPEC Meningkatkan Harapan Permintaan

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tetap pada perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global yang relatif kuat untuk tahun 2024 dan Goldman Sachs memproyeksikan permintaan bahan bakar AS yang solid musim panas ini.

Hal ini membantu membalikkan kerugian minggu sebelumnya yang didorong oleh kesepakatan OPEC dan sekutunya, yang disebut OPEC+, untuk mulai mengakhiri pemotongan produksi setelah September.

"Secara keseluruhan, minggu ini bisa dikarakteristikkan sebagai upaya pemulihan untuk minyak," kata Tim Waterer, analis pasar utama di KCM Trade yang berbasis di Australia.

"Saya tidak akan terkejut melihat harga minyak naik dari sini sementara prospek permintaan terus terlihat cerah. Banyak yang mungkin bergantung pada bagaimana gambaran permintaan musim panas di belahan bumi utara."

Memberikan dukungan lebih lanjut ke pasar, Rusia berjanji untuk memenuhi kewajiban produksinya di bawah pakta OPEC+. Setelah Rusia mengatakan, melebihi kuota mereka pada bulan Mei.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Karena Kekhawatiran Pertumbuhan AS & Pasokan Minyak yang Melimpah

Namun, reli harga minggu ini mendingin setelah The Fed mempertahankan suku bunga dan menunda awal pemotongan suku bunga hingga akhir Desember.

Sementara itu, Badan Energi Internasional mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Rabu bahwa mereka melihat permintaan minyak memuncak pada tahun 2029, stabil pada sekitar 106 juta barel per hari (bpd) menjelang akhir dekade ini.

Di sisi negatif, kekhawatiran terhadap prospek ekonomi meningkat setelah pandangan The Fed tentang pemotongan suku bunga, tetapi sejauh mana hal ini meningkatkan dolar AS. Hal ini dapat memberikan dukungan bagi Brent, tulis analis BMI dalam sebuah catatan.

Fokus pasar juga tertuju pada pembicaraan gencatan senjata Gaza yang sedang berlangsung, yang, jika terselesaikan, akan meredakan kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan minyak dari wilayah tersebut.

AS sangat khawatir bahwa permusuhan di perbatasan Israel-Lebanon dapat meningkat menjadi perang besar, kata seorang pejabat senior AS.

Ia mengatakan bahwa pengaturan keamanan khusus diperlukan untuk wilayah tersebut dan gencatan senjata di Gaza tidak cukup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto