KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menetap lebih tinggi pada hari Rabu (12/7), dengan Brent menembus US$80 per barel untuk pertama kalinya sejak Mei. Menyusul data inflasi Amerika Serikat (AS) mendorong harapan The Fed mungkin memiliki lebih sedikit kenaikan suku bunga. Melansir
Reuters, harga minyak Brent naik 71 sen atau 0,9% menjadi US$80,11 per barel. Sedangkan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 92 sen atau 1,2% menjadi US$75,75 per barel.
Data ekonomi AS menunjukkan, harga konsumen naik moderat pada bulan Juni dan mencatat kenaikan tahunan terkecil lebih dari dua tahun. Pasar mengharapkan satu lagi kenaikan suku bunga, tetapi pedagang minyak berharap itu saja. Tingkat yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak. “Ini adalah angka terendah sejak pandemi... tetapi penting untuk diingat bahwa ini masih dalam situasi sementara. Tapi secara keseluruhan, para pedagang menyambut baik,” kata Naeem Aslam, kepala investasi di Zaye Capital Markets.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 2% ke Level Tertinggi 10 Minggu Prakiraan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) dan Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan pengetatan pasar hingga 2024. IEA memperkirakan pasar minyak akan tetap ketat pada paruh kedua tahun 2023, mengutip permintaan yang kuat dari China dan negara berkembang dikombinasikan dengan pengurangan pasokan dari produsen terkemuka. Prakiraan baru dari IEA diharapkan rilis minggu ini. “Neraca minyak semakin ketat baik saat pasokan diturunkan, atau permintaan direvisi naik. Jika keduanya terjadi pada saat yang sama, perubahannya bisa menjadi seismik, ”kata analis PVM Tamas Varga mengacu pada prospek EIA. "Jelas, tidak khawatir tentang resesi yang disebabkan oleh inflasi yang berpotensi mengurangi konsumsi minyak global." Produsen utama Arab Saudi pekan lalu berjanji untuk memperpanjang pengurangan produksi 1 juta barel per hari pada Agustus. Sementara, Rusia akan memangkas ekspor sebesar 500.000 barel per hari.
Harga yang menekan adalah laporan EIA tentang peningkatan stok minyak mentah AS yang jauh lebih besar dari perkiraan hampir 6 juta barel minggu lalu. Persediaan bensin sebagian besar tetap tidak berubah pada 219,5 juta barel selama minggu liburan Empat Juli, situasi yang "hampir tidak pernah terdengar," kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures. Analis memperkirakan penarikan besar stok bensin karena pengemudi turun ke jalan untuk perjalanan liburan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto