Harga Minyak Dunia Naik 1% Kamis (14/12), Brent ke US$75,26 dan WTI ke US$70,27



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik pada hari Kamis (14/12), memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya. Dikerek oleh penarikan mingguan yang lebih besar dari perkiraan penyimpanan minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan pelemahan dolar setelah The Fed mengisyaratkan biaya pinjaman yang lebih rendah untuk tahun 2024.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$1 atau 1,3% menjadi US$75,26 per barel pada pukul 0900 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 80 sen atau 1,1% menjadi US$70,27.

"Harga minyak mentah rebound sebelum pertemuan the Fed, dan acara tersebut mengangkatnya lebih jauh," kata analis CMC Markets, Tina Teng, dalam sebuah catatan klien.


Baca Juga: Harga Minyak Naik Pada Kamis (14/12) Pagi, Didukung Penurunan Stok Minyak AS

Dolar turun ke level terendah baru empat bulan pada hari Kamis setelah proyeksi ekonomi terbaru Federal Reserve AS mengindikasikan siklus kenaikan suku bunga telah berakhir dan biaya pinjaman yang lebih rendah akan terjadi pada tahun 2024.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pada hari Rabu (13/12) bahwa pengetatan kebijakan moneter yang bersejarah kemungkinan besar telah berakhir.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman konsumen, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak. Dolar yang lebih lemah membuat minyak menjadi lebih murah bagi pembeli asing.

Teng menambahkan, harga juga didorong oleh penarikan yang lebih besar dari perkiraan dari persediaan minyak mentah AS.

Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan, perusahaan-perusahaan energi menarik 4,3 juta barel minyak mentah lebih besar dari perkiraan pada pekan yang berakhir 8 Desember karena impor turun.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Masih Tertekan, Bagaimana Prospek ke Depan?

Sebagai informasi, harga minyak mentah Brent turun sekitar 10% sejak OPEC+ mengumumkan rencana pemangkasan produksi pada 30 November. OPEC+ mencakup OPEC dan sekutu-sekutunya seperti Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto