KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik 1% pada hari Kamis (2/11), menghentikan penurunan selama tiga hari beruntun. Selera risiko kembali ke pasar keuangan setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuannya. Melansir
Reuters, harga minyak mentah Brent naik 91 sen atau 1,08% pada US$85,54 per barel pada pukul 1250 GMT. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 83 sen atau 1,03% menjadi US$81,27 per barel.
Baca Juga: Harga Komoditas Energi Naik, Dampaknya Akan Terasa Beberapa Waktu ke Depan Reli minyak mengikuti kenaikan seluruh aset keuangan. Menyusul The Fed mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah di 5,25%-5,50% pada pertemuan terakhirnya pada hari Rabu. "Pasar aset bereaksi positif terhadap The Fed kemarin dan saya rasa minyak telah mengikuti hal tersebut dengan bergerak sedikit lebih tinggi," kata Callum Macpherson, kepala komoditas di Investec. Para pembuat kebijakan AS berjuang dalam pertemuan dua hari minggu ini untuk menentukan apakah kondisi keuangan mungkin sudah cukup ketat untuk mengendalikan inflasi, atau apakah ekonomi yang terus mengungguli ekspektasi mungkin membutuhkan lebih banyak pengekangan. Bank of England (BoE) mempertahankan suku bunga pada level tertinggi 15 tahun di 5,25% pada pertemuan terakhirnya di hari Kamis. Suku bunga stabil selama dua bulan berturut-turut setelah 14 kali kenaikan berturut-turut.
Baca Juga: Kenaikan Harga Minyak Hantui Prospek Inflasi Indonesia Namun, Bank of England juga menekankan bahwa mereka tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. "Inflasi masih terlalu tinggi. Kami akan mempertahankan suku bunga cukup tinggi untuk waktu yang cukup lama untuk memastikan bahwa inflasi akan kembali ke target 2%," ujar Gubernur Bank of England Andrew Bailey. Di tempat lain di AS, klaim pengangguran baru meningkat sedikit menjadi 217.000 dalam seminggu hingga 28 Oktober, menurut data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis pada hari Kamis. Meski demikian, hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda perlambatan yang signifikan. "Perekonomian terbesar di dunia ini tetap tangguh. Hal ini diakui oleh The Fed saat mereka membiarkan suku bunga acuan tidak tersentuh," ujar Tamas Varga, analis dari broker PVM.
Baca Juga: Harga Minyak Dibuka Naik Tipis, Konflik Timur Tengah Picu Kekhawatiran Pasokan Di Eropa, kontraksi aktivitas manufaktur di zona euro semakin dalam di bulan Oktober, dengan Purchasing Managers' Index (PMI) turun 0,3 poin di bulan tersebut menjadi 43,1. Skor di bawah 50 menandakan kontraksi. Para investor juga akan mengamati perkembangan di Timur Tengah, membuat pasar minyak tetap waspada karena konflik yang lebih luas dapat mengganggu pasokan di seluruh wilayah tersebut. Pertempuran berkobar di sekitar Kota Gaza pada hari Kamis ketika tank-tank dan pasukan Israel yang maju menghadapi perlawanan sengit dari militan Hamas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto