KONTAN.CO.ID - Harga minyak melonjak lebih dari 2% pada Rabu (30/10), setelah data menunjukkan penurunan tak terduga dalam persediaan minyak mentah dan bensin Amerika Serikat (AS) pekan lalu. Serta laporan bahwa OPEC+ mungkin menunda rencana peningkatan produksi minyak. Setelah turun lebih dari 6% di awal minggu karena berkurangnya risiko perang di Timur Tengah, minyak mentah Brent ditutup naik US$1,43, atau 2,01%, menjadi US$72,55 per barel.
Baca Juga: OPEC+ Bakal Menunda Tambahan Produksi Minyak pada Desember Akibat Harga Minyak Turun Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,4, atau 2,08%, menjadi US$68,61 per barel. Stok bensin AS turun tak terduga pekan lalu ke level terendah dalam dua tahun akibat meningkatnya permintaan, kata Badan Informasi Energi (EIA). Sedangkan persediaan minyak mentah juga mengalami penurunan karena impor menurun. Impor minyak mentah AS dari Arab Saudi turun ke titik terendah pekan lalu sejak Januari 2021, yakni hanya 13.000 barel per hari (bph), turun dari 150.000 bph pekan sebelumnya. Impor minyak mentah dari Kanada, Irak, Kolombia, dan Brasil juga mengalami penurunan, menurut EIA.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Rabu (30/10) Pagi, Persediaan Minyak Mentah AS Menyusut "Elemen yang paling mendukung adalah penurunan persediaan bensin di tengah permintaan yang lebih tinggi dari pekan sebelumnya," kata Matt Smith, analis dari Kpler, menambahkan bahwa penurunan impor turut membantu mengurangi persediaan minyak mentah. Reuters melaporkan bahwa OPEC+, yang terdiri dari negara-negara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu seperti Rusia, dapat menunda rencana peningkatan produksi minyak pada bulan Desember karena kekhawatiran permintaan minyak yang lemah dan pasokan yang meningkat. "OPEC+ selalu menyarankan bahwa peningkatan produksi sukarela akan disesuaikan dengan kondisi pasar," ujar Harry Tchilinguirian, kepala penelitian di Onyx Capital Group. "Bahwa mereka mungkin mempertimbangkan kembali waktu untuk meningkatkan produksi bukanlah hal yang mengejutkan mengingat realitas ekonomi makro yang lemah, terutama di China, yang menyebabkan revisi turun dalam estimasi pertumbuhan permintaan global," tambahnya.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Selasa (29/10), di Tengah Upaya Mengakhiri Perang Lebanon Kelompok ini dijadwalkan untuk menaikkan produksi sebesar 180.000 barel per hari (bph) pada bulan Desember.
OPEC+ telah memangkas produksi sebesar 5,86 juta bph, yang setara dengan sekitar 5,7% dari permintaan minyak global. Keputusan untuk menunda peningkatan ini bisa diumumkan secepatnya pekan depan, kata dua sumber OPEC+ kepada
Reuters. OPEC+ dijadwalkan bertemu pada 1 Desember untuk memutuskan langkah kebijakan selanjutnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto