KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada perdagangan awal Asia Kamis (10/10), didorong oleh kekhawatiran gangguan pasokan di Timur Tengah. Dengan rencana Israel untuk menyerang Iran yang merupakan produsen minyak, serta lonjakan permintaan bahan bakar akibat badai besar yang menerjang Florida. Melansir
Reuters, minyak mentah Brent naik 37 sen, atau 0,5%, menjadi US$76,95 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 35 sen juga 0,5% menjadi US$73,59 per barel pada pukul 00:34 GMT.
Baca Juga: Harga Minyak Tertekan Peningkatan Pasokan, Mengimbangi Efek Timur Tengah dan Badai Produsen dan konsumen minyak terbesar dunia, Amerika Serikat, sedang dilanda badai besar kedua, yaitu Badai Milton, yang menghantam pantai barat Florida, menyebabkan tornado dan mengancam banjir air laut. Badai tersebut telah memicu peningkatan permintaan bensin di negara bagian itu, dengan sekitar seperempat stasiun bahan bakar kehabisan pasokan. Hal ini turut mendukung kenaikan harga minyak mentah. Selain itu, investor tetap waspada terhadap potensi eskalasi ketegangan antara Israel dan Iran. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menjanjikan serangan Israel terhadap Iran yang akan "mematikan, tepat, dan mengejutkan."
Baca Juga: EIA: Stok Minyak Mentah AS Naik, Persediaan Bensin dan Sulingan Turun Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai rencana Israel terkait Iran dalam panggilan telepon selama 30 menit pada Rabu. Gedung Putih menyebut pembicaraan tersebut "langsung dan sangat produktif." Meskipun ancaman terhadap kawasan produsen minyak di Timur Tengah menjadi perhatian utama, permintaan yang lemah tetap menjadi faktor penopang prospek fundamental. Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Selasa (8/10) menurunkan perkiraan permintaan minyak untuk tahun 2025, dipicu oleh melemahnya aktivitas ekonomi di China dan Amerika Utara.
Baca Juga: Harga Komoditas Terbang Sebulan Terakhir, Simak Rekomendasi Saham Emitennya Data EIA pada Rabu menunjukkan persediaan minyak mentah naik 5,8 juta barel menjadi 422,7 juta barel pekan lalu. Kenaikan ini lebih besar dari yang diperkirakan oleh analis yang disurvei oleh Reuters, namun jauh lebih rendah dari estimasi yang dirilis oleh American Petroleum Institute, kelompok industri minyak, pada Selasa. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto