Harga Minyak Dunia Naik Hampir 2% Senin (16/9), Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed



KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik hampir 2% pada hari Senin (16/9), karena gangguan berkelanjutan pada infrastruktur minyak di Teluk Meksiko Amerika Serikat (AS) mengimbangi kekhawatiran permintaan setelah data ekonomi terbaru dari China.

Para investor juga menantikan keputusan suku bunga The Fed minggu ini, yang bisa memengaruhi pasar global dan permintaan minyak.

Melansir Reuters, kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk November naik US$1,40 atau 1,96% menjadi US$73,01 per barel pada pukul 13:15 GMT.


Sementara itu, kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk Oktober meningkat US$1,60 atau 2,33% menjadi US$70,25 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Stabil Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed

Analis Phillip Nova, Priyanka Sachdeva mengatakan bahwa meskipun masalah pasokan akibat kapasitas yang offline di Teluk Meksiko mendukung harga, pasar tetap berhati-hati menjelang keputusan suku bunga The Fed pada hari Rabu (18/9).

Beberapa trader mengantisipasi pemangkasan suku bunga yang signifikan sebesar 50 basis poin (bps), dibandingkan dengan prediksi sebelumnya sebesar 25 bps. Ekspektasi ini tercermin dalam CME FedWatch Tool, yang melacak kontrak berjangka dana The Fed.

Pemangkasan suku bunga biasanya dapat mendorong aktivitas ekonomi dengan mengurangi biaya pinjaman, yang berpotensi meningkatkan permintaan minyak.

Namun, analis OANDA, Kelvin Wong, memperingatkan bahwa pemangkasan 50 bps bisa menandakan kelemahan ekonomi AS, yang dapat menimbulkan kekhawatiran tentang konsumsi minyak di masa depan.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Senin (16/9) Siang, Brent ke US$71,99 dan WTI ke US$69,14

Analis Saxo Bank Ole Hansen menambahkan bahwa aktivitas perdagangan kemungkinan akan tetap ringan menjelang pertemuan The Fed, dengan hasil keputusan yang tampaknya seperti "lemparan koin antara 25 dan 50 bps."

Sekitar 20% produksi minyak mentah AS dan 28% output gas alam di Teluk Meksiko masih offline setelah Badai Francine, yang semakin memperketat pasokan.

Di sisi permintaan, data ekonomi China yang lemah yang dirilis akhir pekan lalu membebani sentimen pasar. Pertumbuhan output industri di China, importer minyak terbesar di dunia, turun ke level terendah dalam lima bulan pada bulan Agustus.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Tipis, Terangkat Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Selain itu, penjualan ritel dan harga rumah baru melemah, sementara output kilang turun untuk bulan kelima berturut-turut di tengah permintaan bahan bakar yang lesu dan margin ekspor yang buruk, menurut Market Strategist IG, Yeap Jun Rong.

Meskipun harga Brent dan minyak mentah WTI masing-masing naik sekitar 1% minggu lalu, harga minyak tetap di bawah rata-rata Agustus sebesar US$78,88 dan US$75,43 per barel, setelah penurunan harga yang tajam awal bulan ini yang dipicu oleh kekhawatiran permintaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto