Harga minyak dunia naik, industri dalam negeri gelisah



JAKARTA. Kenaikan harga minyak dunia membuat sejumlah industri dalam negeri ketar-ketir. Achmad Widjaya, Sekretaris Jenderal Forum Industri Pengguna Gas Bumi mengatakan, kenaikan harga minyak dunia membuat pengeluaran industri semakin membengkak. Menurut Achmad, sebelum harga minyak dunia ini belum setinggi sekarang, biaya transportasi hanya sekitar 8% dari total penjualan. Namun, setelah harga minyak dunia terus merangkak naik, ongkos transportasi juga ikut terkerek sampai 12% dari total penjualan industri.Lihat saja, harga minyak mentah untuk pengiriman April 2011 naik sebanyak US$ 33 sen menuju US$ 102,66 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 10:13 waktu Singapura. Kemarin (21/2), minyak mentah naik US$ 1,26 menjadi US$ 102,33 per barel, dan menjadi harga tertinggi sejak 10 Maret 2011.Industri sekarang ini berada dalam posisi terjepit. "Kami bingung mencari dana tambahan untuk menutupi biaya yang terus meningkat," imbuh Achmad. Sementara itu, industri telah melakukan berbagai bentuk efisiensi secara maksimal, tapi masih juga belum bisa menutupi biaya akibat kenaikan berbagai bahan baku dan transportasi. Dalam situasi rumit ini, Achmad meminta supaya pemerintah segera memberikan jalan keluar, supaya industri dalam negeri tidak kewalahan menutupi kekurangan yang muncul akibat harga minyak dunia yang terus meningkat ini. "Kami butuh pemerintah memberikan insentif dan kemudahan bagi industri dalam negeri," terang Achmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini