Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 2% di Tengah Serangan Kapal di Laut Merah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik lebih dari 2% pada hari Selasa (26/12) ke level tertinggi bulan ini. Serangan lebih lanjut terhadap kapal-kapal di Laut Merah memicu kekhawatiran akan gangguan pengiriman dan harapan penurunan suku bunga yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta permintaan bahan bakar.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup US$2 atau 2,5% lebih tinggi ke US$81,07 per barel, setelah naik sebanyak 3,4% selama sesi tersebut.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$2,01 atau 2,7% menjadi US$75,57.


Baca Juga: Wall Street Memperpanjang Reli pada Selasa (26/12), Penurunan Suku Bunga Terlihat

Reli ini, dalam perdagangan yang tipis dengan beberapa pasar yang ditutup untuk liburan, menambah kenaikan minggu lalu sekitar 3%. Setelah serangan Houthi terhadap kapal-kapal membuat para investor khawatir dan karena kekerasan di Gaza tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

"Ada banyak ketegangan geopolitik saat ini di Timur Tengah ... dan hal ini telah memberikan kecemasan pada keamanan transit minyak dan barang-barang lainnya," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC.

Milisi Houthi Yaman yang didukung Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal pada hari Selasa terhadap sebuah kapal kontainer di Laut Merah dan atas sebuah upaya untuk menyerang Israel dengan pesawat tak berawak.

Seorang menteri Israel mengisyaratkan bahwa negara tersebut telah membalas serangan-serangan di Irak, Yaman, dan Iran.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis Pada Selasa (26/12) Pagi

Ketika perang dengan militan-militan yang dipimpin Hamas di Jalur Gaza meluas ke wilayah-wilayah lain di kawasan itu dan jumlah korban tewas Palestina terus meningkat.

Meskipun ada kekhawatiran tentang Timur Tengah dan pengalihan rute kapal, pasokan aktual belum terpengaruh.

Maersk pada hari Minggu mengumumkan dimulainya kembali rute pelayaran melalui Laut Merah. Sementara CMA CGM dari Prancis meningkatkan jumlah kapal yang melakukan perjalanan melalui Terusan Suez, meredakan kekhawatiran sampai batas tertentu.

Asal tahu, perusahaan-perusahaan pelayaran telah menghentikan pengiriman kapal melalui Laut Merah dan memberlakukan biaya tambahan untuk mengubah rute kapal.

Laut Merah terhubung dengan Terusan Suez, sebuah rute pelayaran utama yang digunakan untuk sekitar 12% perdagangan global.

"Kami memiliki masalah di Laut Merah, menyebabkan kapal-kapal berputar-putar di sekitar tanduk Afrika, menambah harga dan risiko," kata Tim Snyder, ekonom di Matador Economics.

Baca Juga: Intip Prediksi Arah IHSG dan Rekomendasi Saham di Pekan Terakhir 2023

"Ini bisa menjadi awal yang tidak terlalu baik untuk tahun 2024."

Sementara itu, kepala militer Israel, Herzi Halevi mengatakan bahwa perang melawan Hamas di Gaza kemungkinan akan berlangsung selama berbulan-bulan.

Minyak juga mendapat dukungan dari ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga tahun depan. Suku bunga yang lebih rendah memangkas biaya pinjaman konsumen, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Di tempat lain, indeks dolar turun tipis pada hari Selasa, mendekati level terendah lima bulan di 101,42 yang dicapai pada hari Jumat.

Greenback yang lebih lemah membuat minyak dalam mata uang dolar menjadi lebih murah bagi para investor yang memegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan permintaan.

Taruhan pedagang bahwa bank sentral akan memberikan penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada Maret 2024 mencapai 86%, dibandingkan dengan sekitar 21% pada November, menurut CME FedWatch Tool.

Baca Juga: Naik 3% Sepekan, Harga Minyak Masih Bergerak di Bawah US$ 80 Per Barel

Stok minyak mentah AS diperkirakan turun sekitar 2,6 juta barel dalam sepekan hingga 22 Desember. Sedangkan stok minyak sulingan dan bensin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto