KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada Rabu (14/8), setelah laporan industri menunjukkan persediaan minyak mentah dan bensin Amerika Serikat (AS) turun. Serta pasar mengawasi kemungkinan meluasnya perang Israel-Gaza yang dapat mempengaruhi pasokan minyak global. Melansir
Reuters, harga minyak Brent naik 56 sen, atau 0,7%, menjadi US$81,25 per barel pada pukul 05:40 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) meningkat 59 sen, atau 0,8%, menjadi US$78,94 per barel.
Produsen minyak utama Timur Tengah, Iran, belum membalas pembunuhan seorang pejabat Hamas di ibu kotanya yang disalahkan pada Israel.
Baca Juga: Bursa Asia Naik Rabu (14/8), Kiwi Terperosok Setelah Selandia Baru Pangkas Suku Bunga Namun, setiap eskalasi konflik di Timur Tengah jelas merupakan risiko peningkatan harga minyak selama enam bulan ke depan dan mungkin bahkan lebih lama. "Sejauh mana pembalasan Iran, serta respons Israel, kemungkinan akan menentukan apakah konflik saat ini di Timur Tengah meluas menjadi konflik regional," kata Vivek Dhar, analis di Commonwealth Bank of Australia. "Keprihatinan pasar langsung adalah serangan terhadap pasokan dan infrastruktur minyak Iran. Iran menyumbang 3-4% dari permintaan minyak global, di mana 25-50% diekspor." Iran telah bersumpah akan memberikan respons keras terhadap pembunuhan pemimpin Hamas akhir bulan lalu. Israel belum mengonfirmasi atau membantah keterlibatannya, tetapi sedang bertempur di Gaza melawan Hamas setelah kelompok tersebut menyerang Israel pada bulan Oktober.
Baca Juga: Harga Minyak Menguat pada Rabu (14/8) Pagi, Konflik Timur Tengah Masih Membayangi Untuk melawan Iran, Angkatan Laut AS telah mengerahkan kapal perang dan kapal selam ke Timur Tengah. "Jika konflik yang lebih luas di Timur Tengah berkembang, hal ini kemungkinan akan mengancam tidak hanya pasokan Iran tetapi juga minyak yang bergerak melalui titik-titik sempit utama di Timur Tengah," kata para analis di ANZ Research dalam sebuah catatan pada hari Rabu. "Ini bisa mengekspos lebih dari 20 juta barel per hari minyak terhadap risiko gangguan." Persediaan minyak mentah dan bensin AS turun minggu lalu. Sementara stok distilat meningkat, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute pada hari Selasa. Angka API menunjukkan, stok minyak mentah turun sebesar 5,21 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 9 Agustus, kata sumber tersebut dengan syarat anonim. Persediaan bensin turun sebesar 3,69 juta barel, dan distilat naik sebesar 612.000 barel.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Anjlok Usai Lima Hari Menguat Penurunan persediaan dapat menunjukkan permintaan yang lebih tinggi di AS, konsumen minyak terbesar di dunia. Data resmi pemerintah dari Administrasi Informasi Energi akan dirilis pada Rabu nanti. Namun, kenaikan harga minyak tertahan oleh Badan Energi Internasional (IEA) yang pada hari Selasa mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2024 tetap tidak berubah, tetapi memangkas estimasi tahun 2025, mengutip dampak dari ekonomi China yang melemah terhadap konsumsi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto