Harga Minyak Dunia Naik Rabu (26/6) Sore, Brent ke US$85,48 dan WTI ke US$81,37



KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada Rabu (26/6), mendekati level tertinggi hampir dalam dua bulan. Kenaikan ini didorong oleh perkiraan penurunan persediaan selama musim puncak permintaan pada kuartal ketiga dan risiko geopolitik dari konflik di Timur Tengah.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 47 sen atau 0,6% menjadi US$85,48 per barel pada pukul 11.36 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 54 sen atau 0,7% menjadi US$81,37 per barel.

American Petroleum Institute (API) melaporkan pada hari Selasa (25/6) bahwa stok minyak mentah AS naik sebesar 914.000 barel, menurut sumber pasar.


Baca Juga: Harga Minyak Turun, Permintaan Diramal Melemah

Namun, para analis memperkirakan stok tersebut akan menurun hampir 3 juta barel dalam data persediaan resmi yang akan dirilis pada hari Rabu.

"Pandangan umum adalah bahwa permintaan akan meningkat selama musim panas," kata Tamas Varga dari broker minyak PVM.

"Geopolitik masih dianggap sebagai elemen pendukung dalam persamaan ini."

Namun, penguatan dolar AS menahan kenaikan harga, karena pasar tetap optimis akan adanya pemotongan suku bunga sebelum akhir tahun ini.

Dolar AS naik 0,34%, yang menyoroti kekuatan mata uang yang membuat harga minyak dalam dolar lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya.

Data persediaan resmi AS dari Energy Information Administration akan dirilis pada pukul 14.30 GMT.

"Tampaknya pasar mengabaikan kekhawatiran permintaan untuk saat ini, dengan mengantisipasi penurunan persediaan pada musim permintaan puncak kuartal ketiga," kata Suvro Sarkar, pimpinan tim sektor energi di DBS Bank.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Selasa (25/6), Brent ke US$85,95 dan WTI ke US$81,63

Kekuatan harga bulan depan juga menunjukkan permintaan fisik yang kuat untuk minyak, yang menjadi keuntungan bagi harga dalam jangka pendek, menurut para analis.

Harga Brent dan WTI untuk bulan Agustus lebih tinggi sekitar 80 sen per barel dibandingkan harga untuk bulan September.

"Indikator utama pasar minyak menunjukkan bahwa rebound minyak mencerminkan pasar fisik yang lebih kuat," tulis para analis JP Morgan dalam sebuah catatan kepada klien.

Di sisi geopolitik, serangan Houthi terhadap pengiriman di Laut Merah dan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hezbollah di Lebanon juga mendukung kenaikan harga minyak, kata Sarkar dari DBS.

Houthi sejauh ini telah menenggelamkan dua kapal dan menyita satu lagi, serta mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka menggunakan rudal untuk menghantam sebuah kapal di Laut Arab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto