KONTAN.CO.ID - Harga minyak sedikit menguat pada hari Rabu (6/3), setelah mengalami penurunan empat hari. Tanda-tanda terbatasnya pasokan di tengah penurunan produksi oleh produsen-produsen utama mengesampingkan kekhawatiran permintaan di China dan AS, dua konsumen minyak mentah terbesar di dunia. Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 53 sen atau 0,65% menjadi US$82,57 per barel pada 0922 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 64 sen atau 0,82% menjadi US$78,79 per barel, setelah menurun dalam dua hari terakhir.
Baca Juga: Harga Minyak Stagnan Setelah Tertekan Sejak Awal Pekan Target pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2024 sebesar sekitar 5% yang ditetapkan pada hari Selasa, tidak memiliki rencana stimulus besar-besaran untuk meningkatkan perekonomiannya yang sedang kesulitan. Sehingga meningkatkan kekhawatiran akan lesunya pertumbuhan permintaan minyak. Pasar “secara khusus berharap melihat ekspansi fiskal lebih lanjut untuk membantu memenuhi target pertumbuhan,” kata Tony Sycamore, analis IG di Sydney. Perhatian kini tertuju pada pidato moneter semi-tahunan Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Kongres pada hari Rabu dan Kamis dan data ketenagakerjaan AS pada hari Jumat, kata Sycamore. Data non-farm payrolls AS pada hari Jumat diperkirakan menunjukkan, peningkatan 200.000 pekerjaan pada bulan Februari setelah melonjak 353.000 pada bulan Januari, menurut survei ekonom Reuters. Komentar Powell dan data ketenagakerjaan dapat memberikan arahan yang lebih jelas mengenai suku bunga AS, dan tanda-tanda penurunan suku bunga The Fed akan dipandang positif bagi perekonomian dan permintaan minyak. Harga minyak terangkat oleh pengumuman pada hari Minggu bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) memperpanjang pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari hingga akhir kuartal kedua. Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terus Turun Selasa (5/3), Brent ke US$82,48 dan WTI ke US$78,33 Perpanjangan ini telah menciptakan keterbatasan pasokan, khususnya di pasar Asia, serta gangguan pergerakan kapal tanker minyak akibat serangan Laut Merah oleh milisi Houthi di Yaman yang membatasi pasokan minyak dalam perjalanan.