Harga Minyak Dunia Naik Senin (1/4), Brent ke US$87,25 dan WTI ke US$83,44



KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada hari Senin (1/4) di tengah ekspektasi berkurangnya pasokan akibat pengurangan produksi OPEC+ dan serangan terhadap kilang-kilang Rusia.

Sementara data manufaktur China yang optimistis mendukung prospek peningkatan permintaan.

Baca Juga: Strategi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 25 sen atau 0,3% menjadi US$87,25 per barel pada pukul 08.30 GMT setelah naik 2,4% minggu lalu.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di US$83,44 per barel, naik 27 sen, atau 0,3%, menyusul kenaikan 3,2% pada minggu lalu.

Volume perdagangan tipis karena pasar di beberapa negara masih tutup selama liburan Paskah.

Kedua minyak acuan tersebut membukukan kenaikan ketiga bulan berturut-turut di bulan Maret, dengan Brent bertahan di atas US$85 per barel sejak pertengahan bulan lalu.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, telah berjanji untuk memperpanjang pengurangan produksi hingga akhir Juni yang dapat memperketat pasokan minyak mentah selama musim panas di Belahan Bumi Utara.

Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Melemah Terseret Penguatan Dolar AS & Permintaan Bensin AS Lemah

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Jumat bahwa perusahaan minyak negaranya akan fokus pada pengurangan produksi dibandingkan ekspor pada kuartal kedua untuk membagi pengurangan produksi secara merata dengan anggota OPEC+ lainnya.

Serangan drone dari Ukraina telah melumpuhkan beberapa kilang Rusia, yang diperkirakan akan mengurangi ekspor bahan bakar Rusia.

"Risiko geopolitik terhadap pasokan minyak mentah dan bahan baku yang banyak menambah kuatnya fundamental permintaan (kuartal kedua)," kata analis Energy Aspects dalam sebuah catatan.

Hampir 1 juta barel per hari (bph) kapasitas pemrosesan minyak mentah Rusia tidak berfungsi akibat serangan tersebut, sehingga berdampak pada ekspor bahan bakar minyak berkadar sulfur tinggi yang diproses di kilang di China dan India, tambah konsultan tersebut.

Di Eropa, permintaan minyak lebih kuat dari perkiraan, naik 100.000 barel per hari pada bulan Februari, kata analis Goldman Sachs, dibandingkan perkiraan kontraksi sebesar 200.000 barel per hari pada tahun 2024.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Tajam Karena Persediaan Minyak Mentah AS Meningkat

Permintaan Eropa yang kuat dan lemahnya pertumbuhan pasokan AS ditambah dengan kemungkinan perpanjangan pengurangan produksi OPEC+ hingga tahun 2024 lebih besar daripada risiko penurunan dari terus melemahnya permintaan China, kata mereka dalam sebuah catatan.

Namun, aktivitas manufaktur China meningkat untuk pertama kalinya dalam enam bulan pada bulan Maret, menurut survei pabrik resmi pada hari Minggu, mendukung permintaan minyak di negara importir minyak mentah terbesar di dunia tersebut, bahkan ketika krisis di sektor properti terus menyeret perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto