KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik tipis pada hari Selasa (11/6) karena Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) meningkatkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun ini. Sementara OPEC tetap berpegang pada perkiraan pertumbuhan yang relatif kuat pada tahun 2024. Melansir
Reuters, harga minyak Brent naik 29 sen atau 0,4% untuk menetap di US$81,92 per barel, melanjutkan pemulihan tajam karena kekhawatiran kelebihan pasokan telah mereda sejak Brent ditutup pada US$77,52 seminggu sebelumnya, level terendah sejak Februari.
Sedangkan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 16 sen atau 0,2% untuk menetap di US$77,90 per barel.
Baca Juga: Ekspor Minyak Arab ke China Menurun EIA menaikkan, pertumbuhan permintaan minyak dunia 2024 menjadi 1,10 juta barel per hari dari perkiraan sebelumnya sebesar 900.000 bph. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan perkiraan 2024 untuk pertumbuhan permintaan minyak global yang relatif kuat, mengutip harapan untuk perjalanan dan pariwisata di paruh kedua tahun ini. Bulan ini, OPEC dan sekutunya sepakat untuk memperpanjang sebagian besar pemotongan produksi minyak hingga 2025 tetapi mengatakan mereka akan secara bertahap menghapus pemotongan tersebut selama setahun mulai Oktober 2024. "Kami sekarang setidaknya mempertimbangkan kemungkinan bahwa permintaan akan meningkat di paruh kedua dan pasar mungkin benar-benar membutuhkan pasokan tambahan dari OPEC+," kata Tim Evans, analis energi independen. "Pasar menjadi agak
oversold... Kami mendapatkan sedikit efek trampolin," tambah Evans.
Baca Juga: Harga Minyak Melonjak 3% di Tengah Harapan Permintaan Bahan Bakar di Musim Panas EIA mengatakan, produksi minyak mentah AS pada 2024 diperkirakan akan meningkat lebih dari perkiraan sebelumnya menjadi 13,24 juta barel, tertinggi sepanjang masa. Stok minyak mentah AS diperkirakan telah turun sedikit lebih dari satu juta barel dalam minggu yang berakhir pada 7 Juni, menurut jajak pendapat awal
Reuters. Data dari kelompok industri American Petroleum Institute akan dirilis pada hari Selasa dan dari EIA pada hari Rabu. Bank Dunia mengatakan, kinerja ekonomi AS yang lebih kuat dari yang diperkirakan mendorong mereka untuk sedikit meningkatkan prospek pertumbuhan global 2024, tetapi memperingatkan bahwa output keseluruhan akan tetap jauh di bawah level pra-pandemi hingga 2026. Sebagian besar data ekonomi AS yang kuat dan inflasi yang masih lebih tinggi dari target The Fed telah mendorong pasar keuangan untuk membatasi ekspektasi hanya pada dua penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin tahun ini, kemungkinan dimulai pada bulan September. Para ekonom mengatakan ada risiko besar hanya satu atau tidak ada pemotongan suku bunga pada 2024. Data harga konsumen AS untuk Mei dan penutupan pertemuan kebijakan dua hari The Fed dijadwalkan pada hari Rabu (12/6) ini.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik karena Harapan Permintaan Bahan Bakar Musim Panas “Bank Sentral Eropa harus terus menahan pertumbuhan ekonomi mengingat tekanan inflasi yang melimpah dan menunggu dengan pemotongan suku bunga berikutnya sampai ketidakpastian mereda,” kata kepala ekonom ECB Philip Lane pada hari Selasa. Pedagang juga berhati-hati sehari sebelum rilis data makroekonomi dari China.
Ekspor minyak mentah Saudi ke China turun untuk bulan ketiga berturut-turut. EIA menambahkan, pengiriman minyak mentah dan produk minyak global yang mengambil rute panjang antara Asia, Timur Tengah, dan Barat meningkat 47% sejak serangan dimulai pada kapal-kapal yang menggunakan rute Laut Merah yang lebih pendek. Sementara itu, Hamas menerima resolusi PBB yang mendukung rencana untuk mengakhiri perang dengan Israel di Gaza dan siap untuk merundingkan rincian, kata seorang pejabat senior kelompok militan Palestina itu, dalam apa yang disebut Menteri Luar Negeri AS sebagai tanda harapan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto