KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik pada hari Selasa (9/1), setelah turun pada sesi sebelumnya. Pasar menimbang ketegangan Timur Tengah terhadap kekhawatiran permintaan dan meningkatnya suplai OPEC. Melansir
Reuters, harga minyak mentah Brent naik 96 sen atau 1,26% menjadi US$77,08 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,08, atau 1,53% menjadi US$71,85 per barel. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan pemadaman pasokan yang sedang berlangsung di Libya memberikan dukungan pada harga hari Selasa, kata para analis.
Baca Juga: Harga Minyak Turun Lagi Selasa (9/1) Pagi Setelah Tumbang di Awal Pekan "Di sisi suplai, ada beberapa faktor bullish dari penutupan ladang minyak terbesar di Libya, yang telah mempengaruhi sekitar 0,3 juta barel per hari produksi minyak," kata Suvro Sarkar, pimpinan tim sektor energi di DBS Bank. Beberapa perusahaan pelayaran besar masih menghindari Laut Merah. Hapag-Lloyd dari Jerman akan terus mengalihkan kapal-kapal di sekitar Tanjung Harapan setelah serangan-serangan maritim oleh militan Houthi Yaman, perusahaan ini mengatakan pada hari Selasa. Mengenai perang Gaza, militer Israel mengatakan bahwa perang melawan Hamas akan terus berlanjut hingga 2024. Membuat pasar khawatir bahwa konflik ini dapat berkembang menjadi sebuah krisis regional yang dapat mengganggu suplai minyak Timur Tengah.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Jatuh 4% pada Senin (8/1), Brent ke US$70,17 dan WTI ke US$75,32 Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada para pemimpin Israel bahwa mereka masih memiliki peluang untuk mendapatkan penerimaan dari negara-negara tetangga Arab mereka jika mereka menciptakan sebuah jalan menuju sebuah negara Palestina yang layak. Sebagai informasi, harga minyak acuan rebound dari penurunan 3% dan 4% yang terjadi pada hari Senin, menyusul pemotongan tajam oleh eksportir utama Arab Saudi pada harga jual resminya (OSP).
"Pertanyaannya adalah apakah langkah Saudi untuk mengurangi OSP ke level terendah 27 bulan juga merupakan tanda potensi peningkatan suplai minyak yang mengimplikasikan perselisihan serius di dalam OPEC+," ujar analis PVM, Tamas Varga. Pasar kini sedang menunggu data persediaan AS dari kelompok industri American Petroleum Institute yang akan dirilis pada hari Selasa. Sementara data inflasi inti pada hari Kamis dapat memberikan petunjuk baru mengenai perang melawan inflasi. Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman pada hari Senin mengatakan bahwa ia sekarang melihat kebijakan moneter AS sebagai "cukup ketat" dan mengisyaratkan kesediaannya untuk mendukung penurunan suku bunga seiring dengan meredanya inflasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto