Harga Minyak Dunia Stabil Rabu (16/10), Ketidakpastian Konflik Timur Tengah Berlanjut



KONTAN.CO.ID - Harga minyak stabil pada Rabu (16/10), didukung oleh pemotongan produksi OPEC+ dan ketidakpastian terkait potensi eskalasi konflik di Timur Tengah.

Namun, tekanan turun juga muncul akibat proyeksi pasokan minyak yang melimpah pada tahun depan.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 16 sen atau 0,2% menjadi US$74,41 per barel pada pukul 09.30 GMT.


Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 19 sen atau 0,3% menjadi US$70,39 per barel.

Baca Juga: Bursa Saham Australia Ditutup Turun Rabu (16/10), Terseret Sektor Pertambangan

Asal tahu, pada Selasa (15/10), harga minyak mentah turun lebih dari 4% ke level terendah dalam dua minggu.

Penurunan ini dipicu oleh prospek permintaan yang lebih lemah serta laporan bahwa Israel tidak akan menyerang situs nuklir dan minyak Iran, sehingga meredakan kekhawatiran gangguan pasokan.

Meskipun demikian, kekhawatiran mengenai eskalasi konflik antara Israel dan kelompok militan Hezbollah yang didukung Iran masih berlanjut.

Pembatasan pasokan OPEC+ tetap berlaku hingga Desember 2024, sebelum beberapa anggotanya mulai mengurangi satu lapisan pemotongan produksi.

“Kami akan sedikit terkejut jika premi risiko geopolitik benar-benar hilang untuk sementara waktu,” kata Norbert Ruecker dari Julius Baer.

"Kami melihat pasar menuju surplus pasokan pada 2025," tambahnya.

Baca Juga: Harga Minyak Stabil Setelah Anjlok Kemarin, Ketidakpastian di Timur Tengah Berlanjut

Dari sisi permintaan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan International Energy Agency (IEA) minggu ini memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2024, dengan China menjadi faktor utama dalam penurunan ini.

Stimulus ekonomi di China sejauh ini gagal memberikan dukungan signifikan terhadap harga minyak.

Menurut laporan media lokal, China mungkin akan mengumpulkan tambahan 6 triliun yuan (US$850 miliar) melalui obligasi khusus selama tiga tahun untuk merangsang ekonomi yang lesu.

"Upaya moneter dan fiskal untuk menghidupkan kembali ekonomi China terbukti tidak efektif," kata Tamas Varga, analis dari broker minyak PVM.

Baca Juga: Harga Minyak Rebound Rabu (16/10) Pagi, Setelah Anjlok Kemarin

Sementara itu, laporan terbaru mengenai persediaan minyak di AS akan dirilis.

American Petroleum Institute akan mengeluarkan laporannya pada Rabu, diikuti oleh data pemerintah yang dijadwalkan keluar pada Kamis (17/10).

Kedua laporan ini diterbitkan satu hari lebih lambat dari biasanya karena adanya hari libur federal.

Selanjutnya: Kabinet Prabowo Super Gemoy, Pengamat Soroti Bengkaknya Biaya Birokrasi

Menarik Dibaca: Tips Kecantikan Luar dan Dalam ala Adriana Lima, Model Victoria Secret

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto