Harga Minyak Dunia Stabil Selasa (12/11), Brent ke US$72,02 dan WTI ke US$68,20



KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia bergerak stabil pada Selasa (12/11) setelah mengalami penurunan hingga 5% dalam dua sesi perdagangan sebelumnya.

Hal ini terjadi seiring penyerapan revisi terbaru OPEC terhadap proyeksi permintaan minyak global yang turun, serta kekecewaan pasar terhadap stimulus ekonomi China yang dianggap kurang memadai.

Harga minyak mentah Brent naik 19 sen, atau 0,3%, menjadi US$72,02 per barel pada 1211 GMT.


Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 16 sen, atau 0,2%, menjadi US$68,20 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Selasa (12/11) Pagi, Imbas Lemahnya Prospek Permintaan China

OPEC kembali menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2024 dan juga menurunkan proyeksi untuk tahun depan, menandai revisi turun keempat berturut-turut dari organisasi produsen minyak tersebut.

Di China, negara importir minyak terbesar di dunia, data inflasi terbaru menunjukkan bahwa harga konsumen naik dengan laju terendah dalam empat bulan terakhir pada Oktober. Sementara deflasi harga produsen semakin dalam.

Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA, menyebut bahwa risiko deflasi di China, ditambah dengan kurangnya langkah stimulus konkret dari pembuat kebijakan China untuk meningkatkan permintaan, menekan sentimen pasar.

"Di sisi pasokan, ada narasi 'Perdagangan Trump' yang berfokus untuk menjadikan AS sebagai pemasok utama gas serpih. Hal ini sejalan dengan kandidat dari Gubernur North Dakota, Doug Burgum, yang mendukung pengeboran minyak dan tengah dipertimbangkan sebagai calon Menteri Energi dalam pemerintahan baru Trump," jelas Wong.

Pemerintah China baru-baru ini mengumumkan paket utang sebesar 10 triliun yuan (setara $1,4 triliun) pada Jumat lalu untuk meredakan tekanan pendanaan pemerintah daerah.

Langkah ini dilakukan di tengah tekanan dari terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS, yang telah mengancam akan menaikkan tarif pada barang-barang China.

Namun, para analis menilai bahwa jumlah ini masih belum cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

Baca Juga: Komoditas Global Tertekan Permintaan China dan Proteksi Trump

"Dalam lingkungan harga yang datar, keseimbangan pasokan dan permintaan menjadi lebih penting, dan saat ini tampaknya para pelaku pasar minyak tidak menyukai apa yang mereka lihat," kata John Evans, analis dari broker minyak PVM.

Dolar AS berada di level tertinggi empat bulan pada Selasa, didukung oleh kebijakan Trump yang diperkirakan akan menjaga suku bunga AS tetap tinggi dalam waktu lebih lama.

Pasar juga tengah menantikan sinyal tambahan dari data inflasi AS dan pernyataan dari pejabat The Fed yang dijadwalkan minggu ini.

Selanjutnya: Pasar Risk-Off Setelah Trump Menangi PemiluAS, MiraeAsset:Prioritas adalah Stabilitas

Menarik Dibaca: Muncul Selulit dan 3 Tanda Utama Wajah Kekurangan Kolagen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto