KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah stabil pada hari Senin (23/9), setelah pekan lalu dipengaruhi oleh pemotongan suku bunga The Fed dan penurunan pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) akibat Badai Francine. Namun, permintaan lemah dari China, importir minyak terbesar dunia, membatasi kenaikan harga. Melansir
Reuters, kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk November turun 6 sen atau 0,1% menjadi US$74,43 per barel pada pukul 12:53 GMT.
Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November naik 4 sen atau 0,1% ke US$71,04 per barel.
Baca Juga: Impor Migas Indonesia Terus Menanjak Kenaikan harga minyak pekan lalu didorong oleh keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin dan mengisyaratkan pemotongan lebih lanjut hingga akhir tahun. “Meski begitu, permintaan lemah dari China membatasi potensi kenaikan,” kata Charalampos Pissouros, Senior Investment Analyst di XM. Kedua patokan harga minyak naik lebih dari 4% pekan lalu. “Minyak tampak bergerak dalam kisaran yang terbatas meskipun ada peningkatan harga aset berisiko akibat pemangkasan suku bunga yang signifikan oleh The Fed pekan lalu,” kata Harry Tchilinguirian, kepala penelitian di Onyx Capital Group.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Catatkan Kenaikan Mingguan Kedua Berturut-turut Pasar akan memperhatikan rilis indeks manajer pembelian (PMI) di Eropa dan AS untuk petunjuk arah ekonomi. Jika hasil ini mengecewakan, harga minyak bisa mengalami tekanan ke bawah. Aktivitas bisnis zona euro bulan ini secara tak terduga mengalami kontraksi tajam karena industri jasa yang dominan di blok tersebut terhenti sementara penurunan di sektor manufaktur semakin cepat, menurut survei yang dirilis pada hari Senin. Pandangan ekonomi yang lebih lemah dari China juga membatasi kenaikan harga lebih lanjut. “Ada harapan awal pagi ini bahwa stimulus moneter tambahan dari China mungkin akan segera hadir, tetapi laporan PMI terbaru dari Eropa mengubah sentimen pasar dari positif menjadi negatif,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Baca Juga: Harga Minyak Diperkirakan Naik Pekan Ini, Pasca Pemangkasan Suku Bunga AS Staunovo juga memperkirakan harga minyak akan mendapat dukungan dari penurunan besar pasokan minyak mentah AS akibat tingginya ekspor minyak mentah negara tersebut.
Di sisi lain, ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dapat mengurangi pasokan regional. Militer Israel melancarkan serangan udara terluas terhadap kelompok Hezbollah yang didukung Iran, menargetkan wilayah selatan Lebanon, lembah Bekaa timur, dan wilayah utara dekat Suriah setelah hampir setahun konflik. "Pasar dapat terus bereaksi terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah karena konfrontasi antara Israel dan Hezbollah berlanjut. Kekhawatiran yang meningkat atas konflik yang lebih luas yang dapat mengganggu pasokan minyak regional dapat menambah tekanan naik pada harga," kata Mazen Salhab, market strategist di BDSwiss. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto